KNKT Ungkap Identifikasi Awal Kecelakaan Lion Air JT-610

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
06 November 2018 08:48
Lion Air JT-610 jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018.
Foto: Petugas evakuasi turbin mesin pesawat JT-610 (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan Lion Air di penerbangan JT-610 dinyatakan jatuh di perairan Karawang pada 29 Oktober 2018.

Perihal ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan identifikasi awal mengenai kecelakaan itu.

Ketua KNKT, Soerjanto, mengatakan bahwa mesin pesawat Lion Air JT-610 masih hidup ketika kali pertama menyentuh air laut.

"Ada satu mesin, yang telah ditemukan teridentifikasi menyentuh air dalam keadaan hidup dengan putaran cukup tinggi," urainya dalam konferensi pers.

Foto: Turbin mesin pesawat Lion Air JT-610 (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Identifikasi ini juga menjelaskan bahwa pesawat tidak meledak di udara, melainkan pecah ketika terjatuh di laut. Hal ini juga bisa dilihat dari serpihan pesawat yang ditemukan dalam bentuk kecil dan tersebar dalam radius tidak terlalu luas.

"Ini menandakan bahwa pesawat dengan kecepatan cukup tinggi. Energi yang dilepas ketika itu sangat luar biasa. Serpihan tersebar dalam radius 250 meter, menandakan titik impact di situ," imbuhnya.

Ditegaskan, bahwa pesawat saat menyentuh air dalam keadaan utuh. "Kalau pecah di udara pasti serpihan akan jauh-jauh," imbuhnya.



Di sisi lain, pihaknya masih meneliti lebih lanjut data yang terekam dalam Flight Data Recorder (FDR) black box. Dia mengaku telah berhasil mengunduh isi memory chip dengan baik.

"Alhamdulillah data yang telah diunduh sudah kami simpan. Saat ini kami bersama tim dari AS, dibantu Australia, Singapura, dan Arab Saudi. Mereka antusias bantu baik peralatan maupun personelnya," paparnya.

Berdasarkan data black box itu, dia menemukan kecocokan rekaman penerbangan sesuai dengan yang dicatat radar. Black box ini berisi 69 jam penerbangan dari saat pesawat kecelakaan sampai ke belakang sebelumnya.

"Berisi 19 penerbangan. Parameter 1790 yang direkam FDR. Saat ini tim sedang mempelajari data dari FDR, masih verifikasi. Kalau sudah baru akan dianalisis dan dibuat laporan," pungkasnya.
(ray) Next Article Terbang ke Makassar, Wanita Ini Melahirkan di Atas Pesawat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular