Bank Dunia: Kerja Sama Kawasan Jadi Kunci Lawan Perang Dagang
Bernhart Farras & Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
04 October 2018 19:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Kawasan Asia Timur dan Pasifik bisa mengurangi guncangan ekonomi yang diakibatkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dengan memperkuat kerja sama regional.
Hal tersebut disampaikan oleh Sudhir Shetty selaku Kepala Ekonom Bank Dunia (World Bank/WB) untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik dalam paparan proyeksi ekonomi melalui streaming video konferensi hari Kamis (4/10/2018).
Dalam paparan tersebut dia menyampaikan kawasan perlu meningkatkan komitmen terhadap kerangka kerja investasi dan perdagangan yang terbuka, serta berbasis aturan. Komitmen ini bisa dilakukan dengan tidak mengikuti tren proteksionisme, serta meningkatkan kerja sama ekonomi kawasan.
"[Kawasan ini perlu] memperdalam kesepakatan perdagangan supaya bisa lebih dari sekedar mengurangi tarif impor, sehingga mencakup area-area seperti pengadaan publik, subsidi dan batasan moneter," jelas Shetty.
Ia memberi contoh kerja sama regional seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Comprehensive and Progressive Agreement of Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang bisa dioptimalkan untuk melawan dampak perang dagang.
Lebih lanjut dia mengatakan harus ada kawasan yang berani melawan arus proteksionisme yang tengah mendera perekonomian global saat ini. Kawasan Asia Timur dan Pasifik bisa memiliki peluang untuk menjadi penggebrak.
"Jikapun beberapa bagian dunia akan menutup pasarnya, harus ada sesuatu yang mengimbangi pasar," katanya. "MEA bisa memainkan peran penting, tetapi kerja sama bisa berjalan lebih jauh daripada seharusnya."
Perang dagang antara Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu semakin memanas ketika kedua belah pihak saling berbalas tarif impor terhadap produk satu sama lain.
Imbasnya, WB pun merevisi proyeksi pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik di tahun 2018 menjadi 6,3% dari 6,6% di tahun lalu.
WB juga memprediksi pertumbuhan ekonomi kawasan akan tetap melambat di tahun 2019 dan 2020 menjadi 6%.
(prm) Next Article AS-China Berperang Dagang, RI Bisa Kena Getahnya
Hal tersebut disampaikan oleh Sudhir Shetty selaku Kepala Ekonom Bank Dunia (World Bank/WB) untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik dalam paparan proyeksi ekonomi melalui streaming video konferensi hari Kamis (4/10/2018).
Dalam paparan tersebut dia menyampaikan kawasan perlu meningkatkan komitmen terhadap kerangka kerja investasi dan perdagangan yang terbuka, serta berbasis aturan. Komitmen ini bisa dilakukan dengan tidak mengikuti tren proteksionisme, serta meningkatkan kerja sama ekonomi kawasan.
Ia memberi contoh kerja sama regional seperti Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Comprehensive and Progressive Agreement of Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang bisa dioptimalkan untuk melawan dampak perang dagang.
![]() |
"Jikapun beberapa bagian dunia akan menutup pasarnya, harus ada sesuatu yang mengimbangi pasar," katanya. "MEA bisa memainkan peran penting, tetapi kerja sama bisa berjalan lebih jauh daripada seharusnya."
Perang dagang antara Negeri Paman Sam dan Negeri Tirai Bambu semakin memanas ketika kedua belah pihak saling berbalas tarif impor terhadap produk satu sama lain.
Imbasnya, WB pun merevisi proyeksi pertumbuhan kawasan Asia Timur dan Pasifik di tahun 2018 menjadi 6,3% dari 6,6% di tahun lalu.
WB juga memprediksi pertumbuhan ekonomi kawasan akan tetap melambat di tahun 2019 dan 2020 menjadi 6%.
(prm) Next Article AS-China Berperang Dagang, RI Bisa Kena Getahnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular