
Bank Dunia: Ruang Kenaikan Bunga Acuan BI Makin Sempit
Ester Christine Natalia & Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 October 2018 12:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia (World Bank/WB) mengatakan ruang pengetatan kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) semakin sempit. Padahal, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve/ The Fed masih akan terus melanjutkan siklus kenaikan suku bunganya.
BI telah menaikkan bunga acuannya, BI 7-day reverse repo rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% bulan lalu. Secara keseluruhan, bank sentral telah mengerek naik bunga acuannya hingga 150 bps sepanjang tahun ini saja.
Di hari yang sama, The Fed kembali menaikkan bunga acuannya, Fed Funds Rate, sebesar 25 bps menjadi di kisaran 2%-2,25%. Bank sentral AS ini juga memberi sinyal akan kembali menaikkan bunganya di Desember, tiga kali di 2019, dan satu kali lagi di 2020.
"Saya kira bank-bank sentral memiliki instrumen kebijakan moneter yang berbeda. Kami belum melihat lagi dengan lebih detil namun saya tidak yakin ada ruang lagi bagi kenaikan suku bunga bila diperlukan," kata Kepala Ekonom WB untuk Indonesia Frederico Gil Sander seusai paparan proyeksi ekonomi Asia Timur dan Pasifik di Jakarta, Kamis (4/10/2018).
"Kami tidak memproyeksikan akan ada kenaikan [suku bunga] lagi," tambahnya.
Namun, ia melanjutkan, bila diperlukan, ada beberapa kebijakan makroprudensial yang masih dapat ditempuh oleh BI, seperti aturan giro wajib minimum (GWM) dan domestik non-deliverable forward (DNDF) yang baru saja dikeluarkan bank sentral.
Pengembangan NDF terbukti sukses diterapkan di negara-negara, seperti Brasil dan Meksiko, di mana pelaku pasarnya menaruh perhatian besar terhadap pergerakan mata uang, kata Gil Sander.
"Jadi, saya kira kami memiliki keyakinan yang besar terhadap BI dan saya menantikan instrumen portofolio yang tersedia dan pengaplikasiannya yang akan penting untuk mempertahankan stabilitas," ujarnya.
"Saya kira sinyal yang kami dapatkan sejauh ini dan energi yang datang dari BI telah relatif prudent dan teguh dalam meyakinkan pasar bahwa mereka [bank sentral] akan mengejar stabilitas."
(prm/dru) Next Article Suku Bunga The Fed Diramal Naik Tahun Depan, BI Gimana?
BI telah menaikkan bunga acuannya, BI 7-day reverse repo rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75% bulan lalu. Secara keseluruhan, bank sentral telah mengerek naik bunga acuannya hingga 150 bps sepanjang tahun ini saja.
Di hari yang sama, The Fed kembali menaikkan bunga acuannya, Fed Funds Rate, sebesar 25 bps menjadi di kisaran 2%-2,25%. Bank sentral AS ini juga memberi sinyal akan kembali menaikkan bunganya di Desember, tiga kali di 2019, dan satu kali lagi di 2020.
"Kami tidak memproyeksikan akan ada kenaikan [suku bunga] lagi," tambahnya.
![]() |
Namun, ia melanjutkan, bila diperlukan, ada beberapa kebijakan makroprudensial yang masih dapat ditempuh oleh BI, seperti aturan giro wajib minimum (GWM) dan domestik non-deliverable forward (DNDF) yang baru saja dikeluarkan bank sentral.
Pengembangan NDF terbukti sukses diterapkan di negara-negara, seperti Brasil dan Meksiko, di mana pelaku pasarnya menaruh perhatian besar terhadap pergerakan mata uang, kata Gil Sander.
"Jadi, saya kira kami memiliki keyakinan yang besar terhadap BI dan saya menantikan instrumen portofolio yang tersedia dan pengaplikasiannya yang akan penting untuk mempertahankan stabilitas," ujarnya.
"Saya kira sinyal yang kami dapatkan sejauh ini dan energi yang datang dari BI telah relatif prudent dan teguh dalam meyakinkan pasar bahwa mereka [bank sentral] akan mengejar stabilitas."
(prm/dru) Next Article Suku Bunga The Fed Diramal Naik Tahun Depan, BI Gimana?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular