Bank Dunia Ungkap Cara Pulihkan Ekonomi di Tengah Pandemi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 January 2021 13:32
Managing Director World Bank, Mari Elka Pangestu dalam acara webinar
Foto: Managing Director World Bank, Mari Elka Pangestu dalam acara webinar "Pemanfaatan Kerja sama Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkualitas". (Tangkapan Layar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia memandang, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia akan lebih buruk apabila pandemi terus berlanjut. Salah satu kunci untuk melakukan pemulihan ekonomi, harus melalui pemulihan investasi.

Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi akan lebih buruk mengingat saat ini sudah ada lagi jenis virus baru, serta potensi adanya penularan virus gelombang kedua dan gelombang ketiga di beberapa negara.

Marie juga menarik ke belakang, antara tahun 2000 sampai 2015, terjadi kontraksi atau pertumbuhan negatif investasi. Bahkan investasi per kapita sejak sebelum terjadinya krisis finansial belum pulih juga hingga saat ini.

"Walaupun sudah ada vaksin, ternyata dari sisi supply, distribusinya menjadi isu. [...] Yang juga perlu dicatat adalah the collapse of investment yang terjadi sebelum krisis. Sebelum pandemi pun itu sudah kelihatan shortfall di investment," jelas Marie dalam webinar, Sabtu (30/1/2021).

"GDP per kapita investment sejak global financial crisis tidak pernah pulih lagi seperti sebelum financial crisis," kata Marie melanjutkan.

Oleh karena itu, penting untuk menjadi catatan oleh semua negara jika ingin memulihkan ekonomi, maka pemulihan investasi juga harus dilakukan.

"Recovery atau pertumbuhan (ekonomi) tidak akan terjadi tanpa investasi. Ini adalah pertanyaan untuk seluruh dunia menurut saya. Terlepas dari stimulus fiskal, dan restart ekonomi. Bagaimana menumbuhkan investasi, itu adalah pertanyaan besar dan menantang," ujarnya.

Kendati demikian, Marie memandang, Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa melakukan recovery lebih cepat. Karena saat ini lalu lintas perdagangan sudah kembali normal.

"Indonesia dalam good neighbourhood yang recovery akan lebih cepat. Sehingga recovery bisa dirasakan saat ini, flow of trade sudah lebih balik ke normal," tuturnya.

Untuk diketahui, Meski dihantui pandemi virus corona, tidak semua cerita berakhir sedih. Di tengah berbagai keterbatasan, ada sebuah prestasi yang patut mendapat apresiasi di Indonesia.

Prestasi itu adalah realisasi investasi. Tidak disangka tak dinyana, Indonesia masih jadi negara yang 'seksi' di mata investor, walau katanya sedang dalam masa prihatin akibat pandemi.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, nilai realisasi investasi di Tanah Air pada 2020 mencapai Rp 817,2 triliun. Angka ini adalah 101,1% dari target yang ditetapkan pemerintah.

Lebih hebat lagi, nominal Rp 817,2 triliun mencerminkan pertumbuhan 2,1% dibandingkan 2019. Di tengah suasana yang serba sulit karena pandemi, investor masih rela menanamkan modalnya di Indonesia.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berat... Pemulihan Ekonomi RI Tak akan Merata di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular