AS-China Berperang Dagang, RI Bisa Kena Getahnya
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 September 2018 13:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang yang tengah berkecamuk antara Amerika Serikat (AS) dan China telah menimbulkan ketidakpastian dalam ekonomi global. Indonesia pun turut terkena getah dari perselisihan dagang dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini.
Bank Dunia (World Bank/WB) melalui laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) bulan September 2018 meramalkan dampak perang dagang dapat sampai ke Indonesia melalui empat kanal.
Kanal pertama adalah ketidakpastian pasar keuangan yang memicu investor menarik uang mereka dari investasi-investasi berisiko, termasuk ekuitas dan utang pasar berkembang, sehingga aliran modal keluar menjadi makin deras.
"Lambatnya pertumbuhan ekspor dan melebarnya defisit perdagangan, serta rendahnya Penanaman Modal Asing [PMA] menyebabkan Indonesia rentan terhadap kanal ini," tulis WB dalam laporannya.
Kanal kedua yang bisa jadi saluran dampak perang dagang adalah perdagangan langsung. Melalui kanal ini, Indonesia justru bisa memanfaatkan perseteruan dagang untuk meningkatkan ekspor ke AS dan China. Sebab dengan aksi saling berbalas tarif, kedua negara itu akan menghindari kiriman barang dari satu sama lain dan mencari sumber pasokan dari negara lain.
WB memprediksi penurunan ekspor produk China ke AS yang bisa digantikan oleh produk Indonesia adalah senilai US$3,6 miliar (Rp 53,3 triliun) atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Perang dagang juga bisa memberi dampak ke perekonomian Indonesia lewat kanal ketiga, yaitu pertumbuhan dan perdagangan tidak langsung. Dalam jangka pendek sampai menengah, ekspor Indonesia akan turun karena rendahnya permintaan pasokan barang setengah jadi di dalam rantai pasokan, serta berkurangnya aktivitas ekonomi di AS dan China.
"Di saat yang sama, harga komoditas juga menurun jika komoditas-komoditas tertentu ditargetkan, atau dari rendahnya pertumbuhan dan permintaan komoditas dari China," menurut WB.
Kanal yang diprediksi akan memberi dampak perang dagang ke Indonesia adalah penanaman modal. Dalam waktu dekat, tingginya ketidakpastian dapat mengurangi penanaman modal secara global karena risiko meningkat dan para investor menunggu kepastian yang lebih jelas.
Sementara dalam jangka menengah, perang dagang seharusnya mempercepat proses investasi China ke luar negeri karena perusahaan-perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu mengincar perluasan pasar, salah satunya untuk menghindari tarif impor AS.
"Potensi relokasi investasi China ke Indonesia akan berarti, meski tidak setinggi potensi untuk Vietnam dan Malaysia yang ekspornya lebih serupa dengan China dan lebih terintegrasi dengan rantai pasokan global dan kawasan," tulis WB.
WB menyampaikan pemerintah Indonesia bisa menerapkan beberapa kebijakan untuk menghadapi peningkatan ketidakpastian eksternal ini. Pemerintah bisa membantu produsen domestik yang berpotensi untuk mengganti para eksportir China ke AS dengan memfasilitasi akses hasil impor yang diperlukan.
Di antaranya adalah memastikan ketersediaan pendanaan, termasuk pendanaan perdagangan, yang diperlukan untuk produksi dan ekspor tambahan. Kemudian memperdalam sektor keuangan yang akan menyediakan penahan tambahan terhadap gejolak dan peningkatan efisiensi ekonomi.
"Indonesia juga bisa menarik investor-investor potensial yang mencoba menghindari tarif impor AS dengan mengurangi batasan investasi terkait di sektor-sektor yang relevan," tulis WB.
(prm) Next Article Perang Dagang Buka Peluang RI Genjot Ekspor Barang Konsumsi
Bank Dunia (World Bank/WB) melalui laporan Indonesia Economic Quarterly (IEQ) bulan September 2018 meramalkan dampak perang dagang dapat sampai ke Indonesia melalui empat kanal.
Kanal pertama adalah ketidakpastian pasar keuangan yang memicu investor menarik uang mereka dari investasi-investasi berisiko, termasuk ekuitas dan utang pasar berkembang, sehingga aliran modal keluar menjadi makin deras.
Kanal kedua yang bisa jadi saluran dampak perang dagang adalah perdagangan langsung. Melalui kanal ini, Indonesia justru bisa memanfaatkan perseteruan dagang untuk meningkatkan ekspor ke AS dan China. Sebab dengan aksi saling berbalas tarif, kedua negara itu akan menghindari kiriman barang dari satu sama lain dan mencari sumber pasokan dari negara lain.
WB memprediksi penurunan ekspor produk China ke AS yang bisa digantikan oleh produk Indonesia adalah senilai US$3,6 miliar (Rp 53,3 triliun) atau 0,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
![]() |
"Di saat yang sama, harga komoditas juga menurun jika komoditas-komoditas tertentu ditargetkan, atau dari rendahnya pertumbuhan dan permintaan komoditas dari China," menurut WB.
Kanal yang diprediksi akan memberi dampak perang dagang ke Indonesia adalah penanaman modal. Dalam waktu dekat, tingginya ketidakpastian dapat mengurangi penanaman modal secara global karena risiko meningkat dan para investor menunggu kepastian yang lebih jelas.
Sementara dalam jangka menengah, perang dagang seharusnya mempercepat proses investasi China ke luar negeri karena perusahaan-perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu mengincar perluasan pasar, salah satunya untuk menghindari tarif impor AS.
"Potensi relokasi investasi China ke Indonesia akan berarti, meski tidak setinggi potensi untuk Vietnam dan Malaysia yang ekspornya lebih serupa dengan China dan lebih terintegrasi dengan rantai pasokan global dan kawasan," tulis WB.
WB menyampaikan pemerintah Indonesia bisa menerapkan beberapa kebijakan untuk menghadapi peningkatan ketidakpastian eksternal ini. Pemerintah bisa membantu produsen domestik yang berpotensi untuk mengganti para eksportir China ke AS dengan memfasilitasi akses hasil impor yang diperlukan.
Di antaranya adalah memastikan ketersediaan pendanaan, termasuk pendanaan perdagangan, yang diperlukan untuk produksi dan ekspor tambahan. Kemudian memperdalam sektor keuangan yang akan menyediakan penahan tambahan terhadap gejolak dan peningkatan efisiensi ekonomi.
"Indonesia juga bisa menarik investor-investor potensial yang mencoba menghindari tarif impor AS dengan mengurangi batasan investasi terkait di sektor-sektor yang relevan," tulis WB.
(prm) Next Article Perang Dagang Buka Peluang RI Genjot Ekspor Barang Konsumsi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular