Internasional

Biden Beraksi Lagi, Kaji Ulang Janji Dagang AS-China Trump

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
01 February 2021 07:40
Joe Biden berkantor di Gedung Putih. (AP/Evan Vucci)
Foto: Joe Biden berkantor di Gedung Putih. (AP/Evan Vucci)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Joe Biden kini me-review  ulang kesepakatan perdagangan Fase I AS-China ditandatangani pada Januari 2020. Perjanjian ini yang dibuat pendahulunya Donald Trump tersebut jadi sanksi gencatan senjata perang dagang antara kedua negara.

Sayangya, belum ada penjelasan dari Gedung Putih, bagaimana Biden  memandang penting perjanjian ini. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki menyebut segala hal yang telah dilakukan pada pemerintahan sebelumnya saat ini sedang dilakukan peninjauan.

Ia hanya berujar pemerintahan Biden fokus pada pendekatan hubungan AS-China dari "posisi yang kuat". Komunikasi dengan sekutu dan mitra tentang bagaimana akan bekerja dengan China jadi masukan.

Sebelumnya, AS dan China terjebak pernah dagang sejak 2018. Kedua negara saling beradu tarif. Perang dagang ini menyebabkan perlambatan ekonomi sejumlah negara terutama karena sejumlah sanksi ekspor dan impor.

Namun di awal 2020, Trump menandatangani perjanjian Fase I dengan China. Perjanjian ini untuk meredakan perang dagang yang berlangsung hampir 18 bulan.

Berdasarkan kesepakatan ini, China akan melakukan peningkatan pembelian barang-barang pertanian dan manufaktur AS. Termasuk juga energi dan jasa sebesar US$ 200 miliar di atas level 2017 selama kurun waktu dua tahun.

Namun pembelian ini tidak berhasil dijalankan pada tahun 2020. Peneliti di Peterson Institute for International Economics Chad Bown merilis analisis yang menunjukkan bahwa pembelian barang-barang AS oleh China pada tahun 2020 turun 42% dari komitmen yang dibuat Beijing dalam perjanjian perdagangan.

Juru Bicara Dewan Bisnis AS-China Doug Barry mengatakan masuk akal bagi tim Biden untuk meninjau kesepakatan perdagangan dan kebijakan Trump lainnya.  Pembatalan yang bisa saja segera terjadi.

"Kami tidak membaca terlalu banyak tentang proses pada saat ini. China memiliki 11 bulan lagi untuk memenuhi janjinya untuk membeli tambahan US$ 200 miliar produk AS," katanya kepada Reuters, sebagaimana dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (31/01/2021).

Sebelumnya dalam sejumlah kesempatan, pejabat China memberi signal ingin hubungan lebih baik dengan AS. Bahkan salah satu pejabat luar negeri menyebut "mempersilahkan malaikat datang untuk mengusir roh jahat, mengandaikan pergantian presiden AS dari Trump ke Biden.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Menang Presiden AS, Perang Dagang Masih Lanjut Saudara!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular