Internasional
Seluruh Impor dari China Bisa Jadi Korban Perang Dagang AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
24 September 2018 06:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China terus meninggi, risiko bahwa Negeri Paman Sam akhirnya akan mengenakan bea impor terhadap seluruh produk dari China semakin tinggi, kata Goldman Sachs hari Minggu (23/9/2018).
Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan penerapan tarif impor terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun) pekan lalu dan China membalas dengan membebankan bea masuk terhadap produk AS senilai US$60 miliar.
Trump telah mengancam akan mengenakan bea masuk terhadap produk China lainnya senilai US$267 miliar bila Negeri Tirai Bambu itu membalas.
Tahun lalu, AS yang merupakan perekonomian terbesar di dunia menyerap lebih dari US$500 miliar produk China dan mengekspor sekitar US$130 miliar, sebuah ketidakseimbangan perdagangan yang dijanjikan Trump akan ia selesaikan. Mengingat hal tersebut, Goldman mengatakan seluruh barang dan jasa China yang masuk ke AS akan segera dikenakan bea impor dalam waktu singkat.
"Mempertimbangkan ancaman Presiden Trump akan peningkatan lebih lanjut, kami sekarang berpikir bahwa kemungkinan seluruh impor dari China pada akhirnya akan dikenai tarif impor meningkat menjadi 60%," tulis analis bank tersebut dalam sebuah catatan riset, dikutip dari CNBC International.
Namun, perundingan antara AS dan Kanada terkait perubahan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) memberi sedikit sentimen positif meskipun keduanya belum juga mencapai kata sepakat.
"Dengan catatan yang lebih positif, kami melihat penurunan ketegangan di perang dagang lainnya, dengan kesepakatan NAFTA sepertinya tercapai di November dan menurunnya ketegangan perdagangan dengan UE [Uni Eropa]," tulis Goldman hari Minggu.
"Prinsip-prinsip ekonomi menunjukkan bahwa halangan perdagangan akan membebani produktivitas dalam jangka panjang, karena negara-negara dipaksa untuk memproduksi barang-barang yang tidak memiliki keuntungan komparasi," tulis bank tersebut. Karena banyak barang akan menjadi lebih mahal karena bea impor, harga-harga yang diterima konsumen juga akan ikut naik.
"Dampak inflasi semakin jelas: Langkah-langkah yang telah diterapkan hingga hari ini akan mendorong inflasi inti konsumen AS sekitar 0,1 poin persentase dan sekitar dua kalinya bila putaran selanjutnya dari bea masuk terhadap China terjadi," menurut perkiraan Goldman.
Setelah pemerintahan Trump mengumumkan pengenaan bea impor baru, China dikabarkan membatalkan rencana pertemuan tingkat tinggi kedua negara, menurut laporan Wall Street Journal. Gedung Putih tidak merespons permintaan konfirmasi dari CNBC International.
(prm) Next Article Trump Kompori Lagi Isu Perang Dagang dengan China
Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan penerapan tarif impor terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar (Rp 2.978 triliun) pekan lalu dan China membalas dengan membebankan bea masuk terhadap produk AS senilai US$60 miliar.
Trump telah mengancam akan mengenakan bea masuk terhadap produk China lainnya senilai US$267 miliar bila Negeri Tirai Bambu itu membalas.
"Mempertimbangkan ancaman Presiden Trump akan peningkatan lebih lanjut, kami sekarang berpikir bahwa kemungkinan seluruh impor dari China pada akhirnya akan dikenai tarif impor meningkat menjadi 60%," tulis analis bank tersebut dalam sebuah catatan riset, dikutip dari CNBC International.
![]() |
"Dengan catatan yang lebih positif, kami melihat penurunan ketegangan di perang dagang lainnya, dengan kesepakatan NAFTA sepertinya tercapai di November dan menurunnya ketegangan perdagangan dengan UE [Uni Eropa]," tulis Goldman hari Minggu.
"Prinsip-prinsip ekonomi menunjukkan bahwa halangan perdagangan akan membebani produktivitas dalam jangka panjang, karena negara-negara dipaksa untuk memproduksi barang-barang yang tidak memiliki keuntungan komparasi," tulis bank tersebut. Karena banyak barang akan menjadi lebih mahal karena bea impor, harga-harga yang diterima konsumen juga akan ikut naik.
"Dampak inflasi semakin jelas: Langkah-langkah yang telah diterapkan hingga hari ini akan mendorong inflasi inti konsumen AS sekitar 0,1 poin persentase dan sekitar dua kalinya bila putaran selanjutnya dari bea masuk terhadap China terjadi," menurut perkiraan Goldman.
Setelah pemerintahan Trump mengumumkan pengenaan bea impor baru, China dikabarkan membatalkan rencana pertemuan tingkat tinggi kedua negara, menurut laporan Wall Street Journal. Gedung Putih tidak merespons permintaan konfirmasi dari CNBC International.
(prm) Next Article Trump Kompori Lagi Isu Perang Dagang dengan China
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular