Internasional

Tepis Dampak Perang Dagang, China Dorong Konsumsi Domestik

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
21 September 2018 15:44
China memberi dorongan ke konsumsi domestik saat perang dagang antara negara itu dengan Amerika Serikat (AS) mengancam memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Foto: REUTERS/Aly Song
Beijing, CNBC Indonesia - Pemerintah China telah memerintahkan agar kebijakan dan sumber daya diarahkan ke sektor-sektor seperti pariwisata dan olahraga guna membantu memberi dorongan meluas ke konsumsi domestik saat perang dagang antara negara itu dengan Amerika Serikat (AS) mengancam memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Menurut rincian dokumen yang diterbitkan kabinet pemerintah China pada hari Kamis (20/9/2018), pemerintah sedang menyusun sumber daya untuk menopang belanja konsumen di sektor pesiar, kapal, mobil otonom, kendaraan rekreasi, dan perjalanan udara.

[Gambas:Video CNBC]
Saham-saham di China naik pada hari Jumat (21/9/2018) setelah dokumen tentang konsumsi dipublikasikan. Kenaikan tersebut didorong oleh saham sektor konsumen. Indeks yang melacak perusahaan konsumen utama naik 1,76%.

Dalam dokumen tersebut, pemerintah berkata akan mendorong inovasi di bidang pembiayaan konsumen dan memperluas perkembangan pinjaman konsumen.



Pemerintah China juga akan membantu perorangan meningkatkan pendapatan properti mereka, serta mendorong lebih banyak langkah pemotongan pajak pendapatan individu misalnya dengan menaikkan jumlah barang yang dipotong pajak, dilansir dari Reuters.

Pemerintah juga menetapkan undang-undang untuk memperbarui konsumsi di berbagai sektor, termasuk ekonomi berbagi (sharing economy) di mana masyarakat menyewakan mobil, rumah, bahkan peliharaan kepada orang asing dengan harga tertentu. Terkadang persewaan itu dilakukan dengan bantuan ponsel saja.

Otoritas China juga akan mengembangkan beberapa kota menjadi pusat konsumsi internasional.

Dokumen itu dipublikasikan beberapa hari menjelang puncak pekan emas Hari Nasional China, ketika jutaan warga Negeri Tirai Bambu diprediksi mengambil hari libur untuk berwisata.

Kuil Shaolin dan beberapa destinasi wisata populer lain di seluruh China sudah diminta untuk memotong harga tiket masuk, beberapa di antaranya memberi diskon hingga 30%.

"Dengan pertumbuhan permintaan eksternal yang terhalang, peningkatan permintaan domestik tidak diragukan lagi menjadi strategi yang tepat," tulis Study Times, sebuah surat kabar berpengaruh dalam mengintepretasi dan menyebarkan arahan dari partai Komunis, pada hari Jumat.

Namun, permintaan pemerintah untuk meningkatkan konsumsi dapat terhambat kenaikan persewaan, KPR yang membebani, dan utang konsumen.



Dalam semester pertama tahun ini, pertumbuhan pendapatan yang bisa dibelanjakan per kapita melambat menjadi 6,6% dibandingkan 7% di tahun sebelumnya, menurut data pemerintah.

Sinyal negatif lain untuk negara itu adalah menyusutnya aktivitas manufaktur di Guangdong, provinsi terpadat dengan ekspor terbesar di China, pada bulan Agustus untuk pertama kalinya sejak Maret 2016, menurut survei resmi dari Komisi Ekonomi dan Informasi provinsi tersebut.
(prm) Next Article Koper sampai Lampu, Ini 9 Produk China Korban Perang Dagang

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular