Internasional

Perang Dagang Global Akan Rugikan Konsumen

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
20 September 2018 07:19
Bukan hanya produsen yang terluka, tetapi konsumen juga akan merasakan tekanan harga yang meningkat akibat perang dagang.
Foto: Presiden Donald Trump menyampaikan pidatonya di samping bendera AS dan China saat dia dan Presiden Cina Xi Jinping bertemu. REUTERS/Damir Sagolj/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China telah berdampak pada sektor otomotif. Pabrikan mobil semakin sulit untuk merencanakan proyek jangka panjang, kata seorang anggota direksi Daimler kepada CNBC International, Rabu (19/9/2018).

"Kenaikan drastis harga baja dan aluminium di AS membuat pajak kami lebih tinggi di sana," kata Martin Daum. Merencanakan proyek di masa depan jadi kekhawatiran tersendiri saat ini, tambahnya.

"Beberapa hari ini, kami membahas tentang produk yang akan diluncurkan pada 2022, 2023. Kami berbicara dengan pemasok yang harus berinvestasi besar dan mereka membutuhkan stabilitas untuk membuat keputusan investasi."

Ketegangan semakin meningkat setelah China pada hari Selasa mengumumkan bea masuk balasan atas barang-barang AS senilai US$60 miliar (Rp 892 triliun). Pada Senin malam, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bea masuk 10% terhadap barang impor dari China senilai US$200 miliar yang akan berlaku minggu depan dan di akhir tahun naik menjadi 25%.



Bulan lalu, China merespons terhadap bea masuk yang dipungut oleh pemerintahan Trump dengan mengumumkan bea masuk 25% pada US$16 miliar barang AS. Itu termasuk produk mobil senilai US$10 miliar yang diharapkan bisa dibeli oleh para pengendara di China tahun ini.

"Jika semua orang mulai membangun tembok dan menutup ekonomi, yang kita telah lihat contohnya itu di seluruh dunia, pada akhirnya orang yang menutup diri yang akan menderita," kata Daum, dikutip dari CNBC International.

Industri AS-China yang Terdampak Perang DagangFoto: infografis/INI SEKTOR INDUSTRI AS YANG JADI KORBAN TARIF TRUMP & XI JINPING/Aristya Rahadian Krisabella
Industri AS-China yang Terdampak Perang Dagang
Daum memperingatkan bahwa bukan hanya produsen yang terluka, tetapi konsumen juga akan merasakan tekanan harga yang meningkat.

"Pada akhirnya, bukan perusahaan yang menderita, tetapi konsumen. Karena transportasi mungkin menjadi lebih mahal dan akhirnya berdampak pada harga barang-barang konsumen di toko."

Sektor otomotif Eropa adalah salah satu korban perang dagang karena manufaktur dan pengadaan bahan mentah melibatkan perdagangan lintas batas. Selain itu, bea masuk pada baja dan aluminium serta ketidakpastian di masa depan membuat pabrik mobil harus berjuang memenuhi target.

Pada Juni, Trump mengancam akan memungut tarif impor 20% untuk semua mobil dari Uni Eropa (UE). Ia menulis di Twitter jika UE tidak menghapus bea masuk atas mobil AS, maka AS tidak akan memiliki pilihan lain selain bertindak. Ancaman ini membuat saham di seluruh sektor otomotif Eropa melemah.

Saat ini, AS memberlakukan bea masuk 25% untuk truk ringan dan pick-up serta 2,5% untuk mobil yang lebih kecil. Sementara itu, UE memberlakukan bea masuk 10% untuk semua kendaraan penumpang.



(prm) Next Article Era Biden-Harris, Perang Dagang AS-China Berlanjut?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular