
Pertamina: Konsumsi Solar 2018 Bisa di Bawah Alokasi
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
18 September 2018 19:15

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) solar sampai pada akhir tahun jumlahnya tidak jauh berbeda dengan konsumsi tahun lalu, yakni 14,5 juta kiloliter (KL).
Sedangkan, berdasarkan paparan perusahaan, kuota untuk subsidi solar diperkirakan mencapai 15,62 juta kl sampai akhir 2018. Ini berarti, penyerapan kuota subsidi sudah 64%. Hal ini sudah memperhitungkan penggunaan biodiesel 20% (B20).
"Ya nanti mungkin ada kurang sedikit, tapi intinya jumlahnya tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, sekarang dan tahun depan juga sama (proyeksinya)," ujar Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas'ud Khamid kepada media saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Adapun, pada 2017, Pertamina mencatat, konsumsi Solar mencapai 14,51 juta KL dari kuota sebesar 15,5 juta KL, atau terserap 94% dari kuota. Sedangkan untuk tahun depan, kuota subsisi Solar yang diberikan turun menjadi 14,5 juta KL.
Mas'ud juga menyebutkan, pertumbuhan konsumsi BBM sampai pada akhir tahun nanti diprediksikan sebesar 4-5%, sedangkan untuk konsumsi LPG diperkirakan tumbuh 5%, dengan didorong pertumbuhan 0,5% yang berasal pengguna minyak tanah (kerosene) yang migrasi ke LPG.
"Kalau minyak Pertamina, pertumbuhan konsumsinya sampai akhir tahun di kisaran 4-5%, sedangkan LPG tumbuh 5%, yang 0,5%-nya pengguna migrasi dari kerosene (minyak tanah)," pungkas Mas'ud.
(gus) Next Article Tambahan Subsidi Solar Ditargetkan Mulai Agustus Ini
Sedangkan, berdasarkan paparan perusahaan, kuota untuk subsidi solar diperkirakan mencapai 15,62 juta kl sampai akhir 2018. Ini berarti, penyerapan kuota subsidi sudah 64%. Hal ini sudah memperhitungkan penggunaan biodiesel 20% (B20).
Adapun, pada 2017, Pertamina mencatat, konsumsi Solar mencapai 14,51 juta KL dari kuota sebesar 15,5 juta KL, atau terserap 94% dari kuota. Sedangkan untuk tahun depan, kuota subsisi Solar yang diberikan turun menjadi 14,5 juta KL.
Mas'ud juga menyebutkan, pertumbuhan konsumsi BBM sampai pada akhir tahun nanti diprediksikan sebesar 4-5%, sedangkan untuk konsumsi LPG diperkirakan tumbuh 5%, dengan didorong pertumbuhan 0,5% yang berasal pengguna minyak tanah (kerosene) yang migrasi ke LPG.
"Kalau minyak Pertamina, pertumbuhan konsumsinya sampai akhir tahun di kisaran 4-5%, sedangkan LPG tumbuh 5%, yang 0,5%-nya pengguna migrasi dari kerosene (minyak tanah)," pungkas Mas'ud.
(gus) Next Article Tambahan Subsidi Solar Ditargetkan Mulai Agustus Ini
Most Popular