
Laba Pertamina Semester I-2018 Anjlok 73%, Tak Sampai Rp 5 T
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 September 2018 15:12

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak dunia yang terus naik sementara tak diiringi dengan kenaikan harga bensin, membuat laba bersih PT Pertamina (Persero) tergerus tajam di semester I-2018.
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, mengatakan laba bersih PT Pertamina (Persero) sampai pada semester I-2018 tidak sampai Rp 5 triliun.
"Iya, baru tercapai semester 1 tidak sampai Rp 5 triliun. Jauh lah dari RKAP Rp 32 triliun," ujar Fajar kepada media saat dijumpai di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Lebih lanjut, Fajar mengatakan, hal tersebut utamanya disebabkan oleh harga minyak dunia yang mengalami kenaikan. Meski harga minyak yang naik tersebut menyebabkan pendapatan di sektor hulu migas naik, hal tersebut belum cukup untuk menjadi kompensasi pendapatan di sektor hilir.
Menanggapi hal ini, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman mengatakan, angka tersebut belum merupakan angka akhir, karena masih belum memasukkan selisih harga jual dengan subsidi. "Belum final angkanya, RKAP-nya belum disetujui kok, masih proses revisi. Kemungkinan memang akan menurunkan target laba dari Rp 32 triliun tersebut," tutur Arief.
Sebelumnya, Arief memang sempat mengatakan, perseroan akan melakukan revisi terhadap target perolehan laba di 2018 ini. Revisi dilakukan karena adanya penurunan pendapatan.
Sebagai perbandingan, laba bersih BUMN Migas ini di semester I-2017 bisa mencapai hingga US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 18,7 triliun dengan nilai kurs saat itu.
Soal laba yang tergerus ini, sebenarnya sudah diperkirakan oleh perusahaan. Merujuk pada proyeksi Profil Keuangan Pertamina 2017-2022 yang dipaparkan pada Maret 2018 lalu di depan Komisi VII DPR, jika mengacu pada harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2018 yang sebesar US$ 48 per barel, maka harusnya Pertamina bisa mendapat laba sekitar US$ 2,4 miliar.
Baca: Keuangan Pertamina Seret, Sampai Rugi atau Masih Laba
Namun, harga ICP saat ini sudah berkisar di US$ 70, maka laba yang diperoleh perusahaan akan susut menjadi US$ 1 miliar. Sehingga, harapannya saat ini adalah subsidi Solar dari pemerintah yang dinilai akan sangat membantu untuk kinerja keuangan Pertamina.
(gus/wed) Next Article Subsidi BBM Bengkak, Pertamina: Masih Laba
Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, mengatakan laba bersih PT Pertamina (Persero) sampai pada semester I-2018 tidak sampai Rp 5 triliun.
Lebih lanjut, Fajar mengatakan, hal tersebut utamanya disebabkan oleh harga minyak dunia yang mengalami kenaikan. Meski harga minyak yang naik tersebut menyebabkan pendapatan di sektor hulu migas naik, hal tersebut belum cukup untuk menjadi kompensasi pendapatan di sektor hilir.
Menanggapi hal ini, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman mengatakan, angka tersebut belum merupakan angka akhir, karena masih belum memasukkan selisih harga jual dengan subsidi. "Belum final angkanya, RKAP-nya belum disetujui kok, masih proses revisi. Kemungkinan memang akan menurunkan target laba dari Rp 32 triliun tersebut," tutur Arief.
Sebelumnya, Arief memang sempat mengatakan, perseroan akan melakukan revisi terhadap target perolehan laba di 2018 ini. Revisi dilakukan karena adanya penurunan pendapatan.
Sebagai perbandingan, laba bersih BUMN Migas ini di semester I-2017 bisa mencapai hingga US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp 18,7 triliun dengan nilai kurs saat itu.
Soal laba yang tergerus ini, sebenarnya sudah diperkirakan oleh perusahaan. Merujuk pada proyeksi Profil Keuangan Pertamina 2017-2022 yang dipaparkan pada Maret 2018 lalu di depan Komisi VII DPR, jika mengacu pada harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2018 yang sebesar US$ 48 per barel, maka harusnya Pertamina bisa mendapat laba sekitar US$ 2,4 miliar.
Baca: Keuangan Pertamina Seret, Sampai Rugi atau Masih Laba
Namun, harga ICP saat ini sudah berkisar di US$ 70, maka laba yang diperoleh perusahaan akan susut menjadi US$ 1 miliar. Sehingga, harapannya saat ini adalah subsidi Solar dari pemerintah yang dinilai akan sangat membantu untuk kinerja keuangan Pertamina.
(gus/wed) Next Article Subsidi BBM Bengkak, Pertamina: Masih Laba
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular