Laba Pertamina Anjlok 81% Jadi Rp 5 T, Ini Sebabnya

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 December 2018 14:46
Laba Pertamina anjlok 81%, ini sebabnya.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akhirnya membuka kondisi keuangan PT Pertamina (Persero). Dari data kementerian diketahui, di kuartal III-2018 ini perusahaan migas pelat merah ini hanya mampu membukukan laba Rp 5 triliun.

Laba ini merosot sekitar 81% dibanding yang bisa dicapai perseroan di periode serupa tahun lalu, di mana Pertamina membukukan laba US$ 1,99 miliar atau setara Rp 26,8 triliun.


Kementerian BUMN sendiri tidak mau berkomentar banyak soal merosotnya laba Pertamina. "Ini sampai dengan kuartal III. Tapi sektoral dan spesifiknya biar deputi yang jelaskan," ujar Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kemneterian BUMN, Aloysius Kiik Ro, saat paparan di kantornya, Selasa (4/12/2018).

[Gambas:Video CNBC]

Sebenarnya apa yang bikin laba Pertamina anjlok?

Faktor utama turunnya kinerja keuangan Pertamina adalah kenaikan harga minyak dunia. Dalam sebuah riset perbankan dalam negeri  yang diterbitkan Juli 2018 pernah disebut setiap harga minyak Brent naik US$ 1 per barel, Pertamina merugi Rp 2,8 triliun.

Begitu juga dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar, setiap dolar menguat Rp 100 terhadap rupiah Pertamina dihitung berpotensi rugi operasional Rp 1,6 triliun. 

Soal harga minyak yang jadi penyebab juga sempat diungkap oleh Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno. "Harga minyak dunia naik. Meski harga minyak yang naik tersebut menyebabkan pendapatan di sektor hulu migas naik, itu belum cukup untuk menjadi kompensasi pendapatan di sektor hilir," katanya, beberapa waktu lalu.

Memang agak beda dengan perusahaan migas lainnya, di mana kenaikan harga minyak justru menguntungkan, buat Pertamina kenaikan harga minyak justru bikin pusing.

Sebab, perusahaan ini memiliki beban di hilir yang lebih besar sementara produksinya di hulu terus merosot.

Belakangan, harga minyak dunia menurun lebih dari 20%. Menanggapi hal ini, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito, menilai penurunan harga minyak merupakan angin segar bagi perusahaan. Tentunya, hal ini akan sangat memengaruhi keuangan perusahaan.

"Alhamdullilah, (harga minyak turun), ditambah Rupiah juga belakangan menguat cukup baik, jadi ini baguslah," ujar Adiatma kepada CNBC Indonesia saat dihubungi, Jumat (9/11/2018).
(gus/wed) Next Article Laba Pertamina Anjlok 73%, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular