Keuangan Seret, Pertamina Sekarang Ingin Berhemat Rp 4 T

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 July 2018 19:52
Pertamina mengaku melakukan efisiensi hingga Rp 2 triliun akibat seretnya keuangan perusahaan
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia- Keuangan PT Pertamina (Persero) memang sedang seret. Untuk itu perseroan melakukan efisiensi terhadap belanja perusahaan.

Efisiensi ini dilakukan untuk menghindari tekanan pada kinerja keuangan perusahaan migas pelat merah tersebut. "Saat ini masih on track, dan realisasinya sudah Rp 2 triliun. Sampai akhir tahun ini, target efisiensi kami mencapai Rp 4 triliun," ujar Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman saat dijumpai di Kementerian ESDM, Selasa (24/7/2018).

Arief menjelaskan efisiensi tersebut dilakukan dengan mengurangi kegiatan operasional yang dinilai tidak terlalu diperlukan, seperti perjalanan dinas, konsinyering, serta kegiatan kecil-kecil namun jumlahnya banyak.



Kendati demikian, Arief mengakui, memang terjadi keterlambatan dalam penyerapan belanja modal (capital expenditure/capex) seperti investasi di proyek-proyek kilang. Namun, ia memastikan tidak ada proyek yang dibatalkan, kecuali kegiatan renovasi proyek yang tidak benar-benar diperlukan.

"Capex kan US$ 6 miliar, setengah tahun kami sudah bisa lihat, tapi saya lupa detilnya berapa, dan memang beberapa itu kan ada yang belum terealisasi," pungkas Arief.

Arief juga mengatakan akan melakukan revisi target laba di 2018 ini. Penyebabnya, adanya penurunan pendapatan akibat tekanan di sektor hilir. Namun, ia masih belum mau menyebut apakah penurunan ini menyebabkan neraca perseroan defisit di bisnis hilir mereka.

Soal seretnya keuangan perseroan ini, VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan akan dibantu pemerintah untuk jalan keluarnya. "Tapi ada solusinya, dan sedang dibahas. Saya tidak berani dahuluin tapi dibahas, dan untuk Premium dicarikan solusinya. Diskusi ini sudah ada," ujar Adiatma.

Sebelumnya, Jonan mengatakan, Pertamina mengalami defisit di sektor hilir. Ia pun membeberkan strategi pemerintah untuk menghindari PT Pertamina (Persero) dari defisit akibat keputusan tidak dinaikannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. 

Jonan menyebutkan, salah satu caranya yakni dengan memberikan pengelolaan Blok Migas yang habis kontrak kepada perusahaan migas pelat merah tersebut.


(ray) Next Article Keuangan Pertamina Seret, Sampai Rugi atau Hanya Turun Laba?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular