Pendapatan Turun, Pertamina Akan Revisi Target Laba 2018

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
24 July 2018 18:58
Pertamina mengakui ada tekanan keuangan di sisi hilir, dan berencana merevisi target laba perusahaan tahun ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman mengatakan perseroan akan melakukan revisi terhadap target perolehan laba di 2018 ini. Revisi dilakukan karena adanya penurunan pendapatan.

Penurunan pendapatan, kata Arief, lebih akibat adanya tekanan di sektor hilir. Namun, ia masih belum mau menyebut apakah penurunan ini menyebabkan neraca perseroan defisit di bisnis hilir mereka.


"Ya turun, kami masih lihat kebijakannya seperti apa, mudah-mudahan secara total positif," ujarnya saat dijumpai di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (24/7/2018).

Arief melanjutkan, meski ada rencana revisi laba, perusahaan belum akan merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Perusahaan semula menargetkan laba terkumpul hingga US$ 2,4 miliar- US$ 2,5 miliar tahun ini. "Tapi nanti kami lihat dampak kebijakan seperti apa, nanti kami hitung, dan kami mau revisi," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, setelah kebijakan tersebut sudah dipastikan, pihaknya akan membeberkan kinerja keuangan perusahaan di semester 1 tahun ini. Pasalnya, saat ini masih ada diskusi dengan pemerintah, terkait ruang subsidi untuk ditambah. "Jadi belum finalisasi, dan kami masih tunggu itu," tambahnya.

Adapun, jika merujuk pada Proyeksi Profil Keuangan Pertamina 2017-2022 yang dipaparkan pada Maret 2018 lalu di depan Komisi VII DPR, jika mengacu pada harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam APBN 2018 yang sebesar US$ 48 per barel, maka harusnya Pertamina bisa mendapat laba sekitar US$ 2,4 miliar.

Namun, harga ICP saat ini sudah berkisar di US$ 70, maka laba yang diperoleh perusahaan akan susut menjadi US$ 1 miliar. Sehingga, harapannya saat ini adalah subsidi Solar dari pemerintah yang dinilai akan sangat membantu untuk kinerja keuangan Pertamina.

Sedangkan, di 2019, dengan asumsi ICP di US$ 60-70, maka perolehan laba Pertamina akan ada di kisaran US$ 600 juta - US$ 1 miliar.

Kendati demikian, Arief kembali menegaskan, keuangan perusahaan saat ini masih terkendali dan tidak bangkrut.

"Yang pasti keuangan terkendali, dukungan pemerintah juga kuat, dan yang pasti juga, untuk  jangka panjang investasi tidak ada yang kami batalkan. Untuk investasi hulu pun masih kuat," tegas Arief.
(gus) Next Article BPK: Gara-Gara BBM, Pendapatan Pertamina Tergerus Rp 26 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular