
Strategi Mendag Jaga Harga Pangan di Tengah Pelemahan Rupiah
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
07 September 2018 09:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berupaya untuk menjaga harga beras tetap stabil di tengah tertekannya perekonomian Indonesia yang berdampak pada merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menjelaskan pergerakan harga beras dapat menentukan tingkat inflasi atau deflasi. Seperti diketahui, deflasi 0,5% tercatat pada Agustus 2018.
(ray/roy) Next Article Dear Pak Buwas, Ini Jawaban Mendag Soal Impor Beras
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, menjelaskan pergerakan harga beras dapat menentukan tingkat inflasi atau deflasi. Seperti diketahui, deflasi 0,5% tercatat pada Agustus 2018.
"Kita bicara bagaimana mempertahankan supaya inflasinya, ini kan deflasi sudah. Jadi, yang sensitif itu adalah harga beras. Pada penilaian BPS pasti beras, di dalam tingkat kemiskinan juga beras. Beras adalah makanan utama dan itu jadi perhatian khusus," ujar Enggar di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Komoditas beras yang sangat sensitif ini membuat pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar kapan pun stok dibutuhkan atau habis.
"Jadi, sekali lagi seperti di rakor yang lalu kita meminta untuk Bulog menyiapkan, melakukan operasi pasarnya," kata dia.
Adapun, menurut Enggar, stok beras hingga saat ini masih aman karena terbantu dari impor sebanyak 2 ton yang masuk perlahan. Saat ini stok beras secara nasional ada sebesar 2,6 juta ton di gudang Bulog.
Dia mengatakan pelemahan rupiah saat ini akan terus dijaga sehingga tidak menggangu harga pangan yang bisa menyebabkan inflasi tinggi.
"Insya Allah nggak lah, kita kendalikan (harga)," imbuhnya.
Menurutnya, saat ini harga bahan pangan sudah terkendali dan tidak ada kenaikan harga yang signifikan. Hal itu yang membuat sepanjang Agustus terjadi deflasi 0,05%.
"Kalau beras terkendali, kemudian gula, minyak goreng, yang volatile saja. Daging, kemudian ayam dan telur. Semua itu kita lihat kendalikan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pantauan ke lapangan terkait kondisi stok beras. Jika ada kenaikan harga karena stok maka akan langsung melakukan operasi pasar.
"Di beberapa titik sekarang (harga beras) sudah mulai menurun. Tapi kita tetap waspada, Bulog masih diminta untuk operasi pasar sampai panen berikutnya," kata dia.
Dia menjelaskan, hingga saat ini realisasi beras untuk operasi pasar sudah dilaksanakan sebanyak 2 ribu ton per hari. Namun, saat ini diminta untuk ditambahkan karena kebutuhan pasar.
"Kita kemarin rata-rata di bawah 2 ribu ton, tadi kita dipanggil untuk diperbanyak lagi. Jadi 15 ribu ton, sekarang kan kita masih 2 ribu ton per hari," jelasnya.
Komoditas beras yang sangat sensitif ini membuat pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar kapan pun stok dibutuhkan atau habis.
Adapun, menurut Enggar, stok beras hingga saat ini masih aman karena terbantu dari impor sebanyak 2 ton yang masuk perlahan. Saat ini stok beras secara nasional ada sebesar 2,6 juta ton di gudang Bulog.
Dia mengatakan pelemahan rupiah saat ini akan terus dijaga sehingga tidak menggangu harga pangan yang bisa menyebabkan inflasi tinggi.
"Insya Allah nggak lah, kita kendalikan (harga)," imbuhnya.
Menurutnya, saat ini harga bahan pangan sudah terkendali dan tidak ada kenaikan harga yang signifikan. Hal itu yang membuat sepanjang Agustus terjadi deflasi 0,05%.
"Kalau beras terkendali, kemudian gula, minyak goreng, yang volatile saja. Daging, kemudian ayam dan telur. Semua itu kita lihat kendalikan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pantauan ke lapangan terkait kondisi stok beras. Jika ada kenaikan harga karena stok maka akan langsung melakukan operasi pasar.
"Di beberapa titik sekarang (harga beras) sudah mulai menurun. Tapi kita tetap waspada, Bulog masih diminta untuk operasi pasar sampai panen berikutnya," kata dia.
Dia menjelaskan, hingga saat ini realisasi beras untuk operasi pasar sudah dilaksanakan sebanyak 2 ribu ton per hari. Namun, saat ini diminta untuk ditambahkan karena kebutuhan pasar.
"Kita kemarin rata-rata di bawah 2 ribu ton, tadi kita dipanggil untuk diperbanyak lagi. Jadi 15 ribu ton, sekarang kan kita masih 2 ribu ton per hari," jelasnya.
(ray/roy) Next Article Dear Pak Buwas, Ini Jawaban Mendag Soal Impor Beras
Most Popular