
Agustus Deflasi, Enggar: Pemerintah Stabilkan Harga Pangan
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
06 September 2018 13:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah hari ini melakukan rapat stabilitas pangan di kantor kementerian perekonomian. Rapat tersebut dihadiri menteri Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan perwakilan dari kementerian BUMN serta Bulog.
"Kita bicara bagaimana mempertahankan supaya inflasinya, ini kan deflasi sudah. Jadi, yang sensitif itu adalah harga beras," ujar Enggar di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Menurutnya, yang paling berpengaruh dalam inflasi adalah kenaikan harga beras sehingga meski saat ini deflasi harus terus dijaga. Oleh karena itu, Pemerintah juga meminta Bulog agar terus bisa mengamankan stok dan melakukan operasi pasar.
"Pada penilaian BPS pasti beras, di dalam tingkat kemiskinan juga beras. Beras adalah makanan utama dan itu jadi perhatian khusus," kata dia.
"Jadi, sekali lagi seperti di rakor yang lalu kita meminta Bulog menyiapkan, melakukan operasi pasarnya. Bukan operasi pasar itu pengertiannya Bulog menjual beras di depan pasar tetapi pedagang beras di pasar itu menjual beras Bulog," jelasnya.
Dia juga mengaskan bahwa stok beras hingga saat ini masih aman karena terbantu dari impor sebanyak 2 ton yang masuk perlahan. Saat ini stok beras secara nasional ada sebesar 2,6 juta ton di gudang Bulog.
Stok ini akan dipakai jika nantinya stok beras berkurang di pasar yang bisa menyebabkan kenaikan harga. Dia juga menjelaskan bahwa impor adalah keputusan bersama antara Menteri Pertanian, Menko Perekonomian dan Bulog.
"Menteri perdagangan memgeluarkan SPI atas dasar keputusan rakor. Yang hadir di rakor dipimpin Pak Menko Perekonomian dihadiri oleh Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Dirut Bulog, dan juga dari Kementerian BUMN," ujar Darmin.
"Melalui analisa diputuskan impor 500 ribu ton, 500 ribu ton, 1 juta ton, dan itu 5 bulan yang lalu terakhir dan ini tinggal proses masuk saja. Lelang dilakukan oleh Bulog dengan lelang terbuka."
(roy) Next Article Bulog Buka-bukaan Alasan Harga Beras Sulit Kembali Turun
"Kita bicara bagaimana mempertahankan supaya inflasinya, ini kan deflasi sudah. Jadi, yang sensitif itu adalah harga beras," ujar Enggar di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Menurutnya, yang paling berpengaruh dalam inflasi adalah kenaikan harga beras sehingga meski saat ini deflasi harus terus dijaga. Oleh karena itu, Pemerintah juga meminta Bulog agar terus bisa mengamankan stok dan melakukan operasi pasar.
Dia juga mengaskan bahwa stok beras hingga saat ini masih aman karena terbantu dari impor sebanyak 2 ton yang masuk perlahan. Saat ini stok beras secara nasional ada sebesar 2,6 juta ton di gudang Bulog.
Stok ini akan dipakai jika nantinya stok beras berkurang di pasar yang bisa menyebabkan kenaikan harga. Dia juga menjelaskan bahwa impor adalah keputusan bersama antara Menteri Pertanian, Menko Perekonomian dan Bulog.
"Menteri perdagangan memgeluarkan SPI atas dasar keputusan rakor. Yang hadir di rakor dipimpin Pak Menko Perekonomian dihadiri oleh Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, Dirut Bulog, dan juga dari Kementerian BUMN," ujar Darmin.
"Melalui analisa diputuskan impor 500 ribu ton, 500 ribu ton, 1 juta ton, dan itu 5 bulan yang lalu terakhir dan ini tinggal proses masuk saja. Lelang dilakukan oleh Bulog dengan lelang terbuka."
(roy) Next Article Bulog Buka-bukaan Alasan Harga Beras Sulit Kembali Turun
Most Popular