CNBC Insight

Sejarah Bulog, Lembaga Pangan yang Lahir di Era Soeharto

News - Petrik M, CNBC Indonesia
07 February 2022 16:55
Pekerja merapikan beras Bulog di Gudang Bulog, Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten  yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta (19/3/2021) . Pemerintah berencana Impor beras 1 juta ton. Dirut Perum Bulog Budi Waseso pun buka - bukaan soal kondisi ratusan ribu ton beras yang belum terpakai.   (CNBC Indonesia/ Tri Susuilo) Foto: Ilustrasi stok beras di salah satu gudang milik Bulog di Jakarta, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/Tri Susuilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Pangan bernama ID FOOD per 31 Desember 2021 dibentuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan maksud membentuk ekosistem pangan terintegrasi dari hulu ke hilir guna mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan. Namun tak ada Bulog di dalamnya.

Kendati demikian, Bulog tetap berperan sebagai stabilisator dan punya kuasa untuk mengintervensi ketika ada harga pangan naik. "Bulog bisa membeli barang-barangnya dengan nilai tertentu dan itu dimasukkan sebagai cold storage atau pergudangan supaya menjaga stabilisasi untuk harga pangannya sendiri," kata Menteri BUMN Erick Thohir beberapa waktu lalu.

Sejarah Bulog di Indonesia hampir seumuran dengan orde baru. Setelah keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar), yang entah kini berada di mana, lahir sebuah lembaga yang mengurusi pangan. Berdasar Keputusan Presidium Ampera Nomor 87 Tahun 1966 lahirlah Komando Logistik Nasional (Kolagnas) yang terbentuk pada 23 April 1966.

Kolagnas bukan lembaga pertama yang mengurusi pangan di nusantara. Tiga tahun sebelum Hindia Belanda kalah melawan Jepang, lembaga semacam Kolagnas atau Bulog sudah ada.

Lembaga penyediaan bahan pangan yang disebut Voedings Middelen Fonds sudah ada. Koran Belanda Soerabaijasch handelsblad (9/1/1940) menyebut Voedings Middelen Fonds didirikan pada 25 April 1939 untuk mengurus beras.

Setelah Jepang, Voedings Middelen Fonds bubar. Buku Profil 60 Tahun Pembangunan Ketahanan Pangan Indonesia (2005:21) menyebut di zaman Jepang urusan pangan dipegang Nanyo Kohatsu Kaisha dan setelah Indonesia merdeka berdiri Djawatan Pengawasan Makanan Rakjat.

Beberapa yayasan pangan muncul di era kepresidenan Sukarno. Sampai pada 1964 muncul Dewan Bahan Makanan (DBM). Lembaga ini bersama beberapa yayasan pangan bersatu dalam Badan Pelaksana Urusan Pangan (BPUP). Sampai akhirnya muncul Kolagnas. Di masa-masa terbentuknya Kolagnas, itu Indonesia mengalami kesulitan pangan.

"Kolognas selama tahun 1966 dapat membeli 640.000 ton beras dari dalam negeri dan 308.500 ton beras dari luar negeri," tulis Achmad Dzaky Siradj dalam 70 tahun Achmad Tirtosudiro: Profil Prajurit Pengabdi (1992:216).

Kolagnas yang berada di bawah Pangkopkamtib Letnan Jenderal Soeharto itu, menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Long dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto (2016:170) dianggap tidak efektif.

Kolagnas lalu digantikan Badan Urusan Logistik (Bulog). Lembaga baru bernama Bulog itu, menurut Harold Crouch dalam Militer dan Politik Indonesia (1986:313) dikuasai oleh perwira Angkatan Darat, baik di pusat maupun di cabang.

Bulog sendiri awalnya dipimpin oleh perwira keuangan dan logistik AD, Brigadir Jenderal Ahmad Tirtosudiro. Sampai kemudian digantikan oleh Bustanil Arifin pada 1973. Fahkri Ali dkk dalam Beras, Koperasi, dan Politik Orde Baru: Bustanil Arifin 70 Tahun (1996:146), Bustanil menjadi Kepala Bulog sejak 3 Juni 1973, menggantikan Ahmad Tirtosudiro.

Di era Soeharto, terlepas dari berita korupsi terkait Bulog, Bulog sempat menjadi bagian dari menteri negara urusan Pangan. Bulog terus dijadikan stabilisator harga. Ada masa Bulog hanya mengurusi beras dan gula pasir. Setelah harga minyak goreng, Bulog turun gunung. Dengan tugasnya menjadi stabilisator minyak goreng.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Waduh! Buwas Cemas RI Terancam Impor Beras Tahun ini


(pmt/pmt)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading