
Rupiah Merosot, Harga Tahu dan Tempe Makin Mahal?
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
06 September 2018 15:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah hingga kini menyentuh level Rp 14.900/US$.
Hal ini dikhawatirkan membuat bahan makanan berbasis kedelai seperti tahu dan tempe menjadi mahal. Pasalnya, lebih dari 90% kebutuhan kedelai RI masih dipenuhi dari impor.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan hingga kini dirinya belum mendengar keluhan dari pedagang tempe dan tahu.
Namun, lanjutnya, jika memang ada keluhan maka Kemendag akan terjun ke pasar untuk mengecek kebenarannya di lapangan.
"Nggak ah, apa ada kenaikan harga? Saya belum terupdate apakah benar kenaikan seperti itu, saya akan telepon mereka, naikkan berapa, dan apa dasarnya. Saya akan cek," ujarnya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Bahkan Enggar mengatakan akan memanggil segera jika harga memang naik. Tapi sebelumnya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu ke lapangan.
"Setiap saat, bisa kapan saja (panggil importir)," ujarnya.
Enggar menyebutkan, kalau benar ada kenaikan harga, ini disebabkan karena impor kedelai RI masih mengandalkan dari Amerika Serikat (AS). Maka dengan penguatan nilai tukar AS membuat harga juga melonjak tinggi.
"Harga kedelainya [naik] karena dia terbatas marketnya. Karena ada trade war juga," tegasnya.
Diketahui harga kedelai impor sekarang ini Rp 7.700/kg naik dari sebelumnya Rp 6.500/kg.
(ray/ray) Next Article Jika Tuntutan Ini Tidak Dipenuhi, Tahu & Tempe Bakal Langka
Hal ini dikhawatirkan membuat bahan makanan berbasis kedelai seperti tahu dan tempe menjadi mahal. Pasalnya, lebih dari 90% kebutuhan kedelai RI masih dipenuhi dari impor.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita, mengatakan hingga kini dirinya belum mendengar keluhan dari pedagang tempe dan tahu.
"Nggak ah, apa ada kenaikan harga? Saya belum terupdate apakah benar kenaikan seperti itu, saya akan telepon mereka, naikkan berapa, dan apa dasarnya. Saya akan cek," ujarnya di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Bahkan Enggar mengatakan akan memanggil segera jika harga memang naik. Tapi sebelumnya akan melakukan pengecekan terlebih dahulu ke lapangan.
"Setiap saat, bisa kapan saja (panggil importir)," ujarnya.
Enggar menyebutkan, kalau benar ada kenaikan harga, ini disebabkan karena impor kedelai RI masih mengandalkan dari Amerika Serikat (AS). Maka dengan penguatan nilai tukar AS membuat harga juga melonjak tinggi.
"Harga kedelainya [naik] karena dia terbatas marketnya. Karena ada trade war juga," tegasnya.
Diketahui harga kedelai impor sekarang ini Rp 7.700/kg naik dari sebelumnya Rp 6.500/kg.
(ray/ray) Next Article Jika Tuntutan Ini Tidak Dipenuhi, Tahu & Tempe Bakal Langka
Most Popular