
Rupiah Anjlok, Menteri Enggar Pede Inflasi Tetap Terkendali
Lidya Julita Sembiring Kembaren, CNBC Indonesia
06 September 2018 14:24

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian serta Bulog berupaya menjaga agar harga bahan pangan tetap terkendali.
Apalagi di tengah situasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seperti sekarang.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pelemahan rupiah akan dijaga sehingga tidak mengganggu harga pangan yang bisa menyebabkan inflasi tinggi.
"Insya Allah enggaklah, kita kendalikan (harga)," ujarnya di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Menurut Enggartiasto, saat ini harga bahan pangan sudah terkendali dan tidak ada kenaikan harga yang signifikan. Hal itu yang membuat sepanjang Agustus terjadi deflasi 0,05%.
"Kalau beras terkendali, kemudian gula, minyak goreng, yang volatile saja. Daging, kemudian ayam dan telur. Semua itu kita lihat kendalikan," kata Enggartiasto menjelaskan.
Sementara itu, bahan pokok yang bersumber dari impor seperti pakan ternak dan kedelai akan dilihat juga sebanyak apa kemampuan produksi dalam negeri.
"Ada kompensasi. Makanya saya belum tahu reaksi si pedagang itu. Dia naik karena nilai tukar, tapi dia turun dari sisi harga penjualannya," ujar Enggartiasto.
(miq/miq) Next Article Ngeri 2 Kali Berturut-turut Deflasi Terjadi, Krisis Itu Nyata
Apalagi di tengah situasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seperti sekarang.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pelemahan rupiah akan dijaga sehingga tidak mengganggu harga pangan yang bisa menyebabkan inflasi tinggi.
"Kalau beras terkendali, kemudian gula, minyak goreng, yang volatile saja. Daging, kemudian ayam dan telur. Semua itu kita lihat kendalikan," kata Enggartiasto menjelaskan.
Sementara itu, bahan pokok yang bersumber dari impor seperti pakan ternak dan kedelai akan dilihat juga sebanyak apa kemampuan produksi dalam negeri.
"Ada kompensasi. Makanya saya belum tahu reaksi si pedagang itu. Dia naik karena nilai tukar, tapi dia turun dari sisi harga penjualannya," ujar Enggartiasto.
(miq/miq) Next Article Ngeri 2 Kali Berturut-turut Deflasi Terjadi, Krisis Itu Nyata
Most Popular