Internasional

Krisis Migrasi Warga Venezuela Dibesar-besarkan? Ini Faktanya

Prima Wirayani, CNBC Indonesia
04 September 2018 14:28
Beberapa media melaporkan warga Venezuela yang meninggalkan negaranya demi kabur dari krisis ke negara-negara tetangga, seperti Kolombia, Brasil, dan Peru.
Foto: Warga Venezuela (REUTERS/Nacho Doce)
Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa media melaporkan arus warga Venezuela yang meninggalkan negaranya demi kabur dari krisis menuju ke negara-negara tetangga, seperti Kolombia, Brasil, dan Peru.

Bahkan, badan migrasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan lalu mengatakan perpindahan penduduk besar-besaran dari Venezuela mendekati "momen krisis" jika dibandingkan dengan situasi pengungsi di Mediterania.

Pengungsi VenezuelaFoto: Warga Venezuela (REUTERS/Nacho Doce)
Pengungsi Venezuela
Negara Amerika Latin itu sedang mengalami krisis ekonomi di mana angka inflasinya telah mencapai 82.766%. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memperkirakan inflasi di negara itu dapat menembus 1.000.000% di akhir tahun ini.

Kondisi tersebut membuat obat-obatan dan makanan menjadi mahal dan langka serta memaksa penduduknya meremigrasi demi penghidupan yang lebih baik.

Namun, pemerintah Venezuela menyebut situasi itu dilebih-lebihkan.

"Ada niat untuk mengonversi arus migrasi yang normal menjadi krisis kemanusiaan guna membenarkan intervensi internasional di Venezuela," kata Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez dalam konferensi pers hari Senin (3/9/2018). "Kami tidak akan membiarkannya."

Berikut ini adalah lima poin penting terkait krisis migrasi penduduk Venezuela yang dilaporkan AFP dan dikutip oleh the Straits Times.

1. Sebesar apa skala migrasi Venezuela?

Menurut data PBB, 1,6 juta warga Venzeuela telah meninggalkan negaranya sejak 2015 ketika dampak krisis ekonomi mulai terasa. Lembaga internasional ini menyatakan 2,3 juta penduduk Venezuela saat ini tinggal di luar negeri namun beberapa lembaga lain menyebutkan angka yang lebih tinggi.

Venezuela memiliki populasi 30,6 juta orang. Ahli sosiologi Venezuela, Tomas Paez Bravo, mengatakan sekitar 10% hingga 12% dari keseluruhan populasi tinggal di lebih dari 90 negara di penjuru dunia.

2. Kapan dan mengapa arus migrasi ini terjadi?

Semua ini dimulai ketika Hugo Chavez menjadi presiden di 1999, menurut Paez, namun krisis semakin parah di masa pemerintahan Nicolas Maduro yang menjabat mulai 2013.

Mata uang Venezuela dibuang karena tidak bernilai lagiFoto: REUTERS/Marco Bello
Mata uang Venezuela dibuang karena tidak bernilai lagi
Ketergantungan berlebihan Venezuela terhadap cadangan minyak raksasanya menjadi masalah ketika harga emas hitam itu turun tajam di 2014 dan menyebabkan kekurangan modal asing. Sekitar 96% pendapatan negara berasal dari minyak mentah.

Respons pemerintah adalah dengan mencetak lebih banyak uang namun langkah itu hanya menaikkan inflasi dan mengantar negara itu ke dalam resesi selama empat tahun. Venezuela juga secara drastis melemahkan mata uangnya dan menerbitkan mata uang baru yang menghapus lima nol di belakangnya.

Rencana ekonomi negara itu termasuk 3.400% kenaikan upah minium dan kenaikan pajak bahan bakar yang selama beberapa tahun terakhir menjadi yang terendah di seluruh dunia.

3. Bagaimana migrasi ini memengaruhi Venezuela?

Awalnya, negara ini terpukul oleh berkurangnya orang-orang pandai dan pemodal.

"Yang bermigrasi pertama kali adalah orang-orang yang memegang modal dan berpendidikan universitas," kata Alfonso Iannucci yang menjalankan situs testimoni dari diaspora Venezuela di seluruh dunia.

Perez Bravo dari lembaga think tank diaspora Central University of Venezuela mengatakan sekarang hanya ada satu tipe warga yang meninggalkan negara itu.

"Orang-orang miskin sedang pergi sebab sekarang semua orang sudah jatuh miskin," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa mereka pergi dengan berjalan kaki "bukan karena mereka bukan seorang ahli kimia, ahli sosiologi, atau insinyur" tapi karena "perlu 30 tahun menabung untuk membeli tiket pesawat".

4. Bagaimana migrasi ini memengaruhi wilayah?

Iannucci mengatakan serbuan pengungsi dari Venezuela telah melumpuhkan kota-kota di berbagai negara tetangga karena ketidaksiapan mereka menghadapi hal itu.

Para imigran Venezuela disalahkan atas berbagai kejahatan kecil, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan dan layanan rumah sakit. Beberapa warga lokal bahkan membakar tenda-tenda pengungsi dan mengejar mereka kembali ke perbatasan.

Meskipun Iannucci mengatakan hal ini akan terus memburuk, dampaknya ternyata tidak selalu negatif.

"Di Argentina mereka mengatakan warga yang tiba adalah anak muda, wirausahawan, dan mereka yang berkualifikasi," ujarnya.

Pengungsi VenezuelaFoto: REUTERS/Mariana Bazo
Pengungsi Venezuela

5. Bagaimana imigrasi ini bila dibandingkan dengan yang lainnya?

Dalam hal jumlah, imigrasi ini telah melampaui eksodus warga Kuba menyusul revolusi almarhum Presiden Kuba Fidel Castro yang menjatuhkan diktator Fulgencio Batista.

Sekitar 1,4 juta warga Kuba melarikan diri ke Amerika Serikat (AS) dengan 300.000 lainnya menuju ke bagian lain Amerika Latin, Karibia, dan Eropa, menurut lembaga think tank di Washington, Migration Policy Institute.

PBB mengatakan eksodus warga Venezuela ke negara-negara Amerika Selatan mendekati momen krisis dan dapat dibandingkan dengan krisis pengungsi di Mediterania.

Carlos Malamud dari lembaga think tank Elcano Royal di Madrid mengatakan "Mempertimbangkan jarak yang dicakup, fenomena ini dapat dibandingkan dengan krisis pengungsi di Suriah."

Menurut data PBB, sekitar 5,6 juta penduduk Suriah telah meninggalkan negara itu dengan sekitar 6,6 juta lainnya dipaksa pindah dari rumahnya di dalam negeri sebagai dampak dari perang sipil yang sedang berkecamuk.



(roy) Next Article Siapa yang Serang Venezuela Sampai Krisis Parah?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular