Internasional

Pemerintah Venezuela Sebut Arus Pengungsi 'Normal'

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
04 September 2018 12:21
Pemerintah Venezuela mengatakan situasi yang terjadi terkait pengungsi dilebih-lebihkan untuk membenarkan intervensi oleh pengaruh asing.
Pengungsi Venezuela (Foto: REUTERS/Douglas Juarez)
Caracas, CNBC Indonesia - Pemerintah Venezuela pada hari Senin (3/9/2018) mengatakan pola migrasi di salah satu negara anggota Organisasi Negara-negara Pengeskpor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) itu adalah "normal. Mereka juga berkata bahwa situasi yang terjadi dilebih-lebihkan untuk membenarkan intervensi oleh pengaruh asing.

Badan migrasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) bulan lalu mengatakan eksodus penduduk dari Venezuela, yang sedang menderita krisis ekonomi akibat hiperinflasi, mendekati "momen krisis" jika dibandingkan dengan situasi pengungsi di Mediterania.

Wakil Presiden Venezuela Delcy RodriguezFoto: REUTERS/Marco Bello
Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez
"Ada niat untuk mengonversi arus migrasi yang normal menjadi krisis kemanusiaan guna membenarkan intervensi internasional di Venezuela," kata Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez dalam konferensi pers. "Kami tidak akan membiarkannya."

Ia mengkritisi lembaga-lembaga asing yang mengandalkan data emigrasi Venezuela yang disediakan oleh negara lain, tetapi tidak menampilkan data dari Venezuela sendiri.

Organisasi migrasi dan pengungsi PBB mengatakan dalam sebuah pernyataan gabungan di bulan Agustus bahwa 2,3 juta warga negara Venezuela saat ini tinggal di luar negeri. Sementara itu, lebih dari 1,6 juta warga sudah meninggalkan negara itu sejak tahun 2015.


Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam sebuah siaran televisi hari Senin malam mengatakan protes di jalanan dari kubu oposisi dan sanksi keuangan dari Amerika Serikat (AS) telah menyebabkan sejumlah warga negaranya "mencoba peruntungan mereka" di negara lain. Namun, banyak dari mereka yang mempertimbangkan ulang keputusan itu.

"Lebih dari 90% [warga yang bermigrasi] menyesalinya, mereka adalah bagian dari kelompok berjumlah tidak lebih dari 600.000 warga Venezuela yang sudah meninggalkan negara ini dalam dua tahun terakhir, menurut data nyata yang terkonfirmasi dan tersertifikasi," katanya tanpa memberi rincian lebih lanjut, dilansir dari Reuters.

Pemandangan warga Venezuela meninggalkan negara itu denganĀ berjalan kaki lewat Kolombia untuk kabur dari hiperinflasi dan kekurangan pangan telah menjadi peringatan bagi kawasan itu. Pasalnya, Ekuador, Peru, dan Chile bersiap untuk menghadapi pertumbuhan arus imigran.

Para pejabat Venezuela menyebut situasi semacam itu sebagai karangan media dan musuh politik untuk menyerang pemerintahan Maduro.

Bulan lalu, pemerintah mengumumkan sudah merepatriasi 89 warga Venezuela dari Peru setelah mereka mengeluh dipermalukan.

Pejabat imigrasi dari berbagai negara di sekitar Amerika SelatanĀ memulai rapat selama dua hari di Quito, ibukota Ekuador, pada hari Senin untuk mendiskusikan strategi regional dalam menangani gelombang imigran. Hasil dari rapat itu rencananya akan diumumkan hari Selasa (4/9/2018).

Sebelumnya pada hari Kamis (30/8/2018), Kolombia, Peru, dan Ekuador meminta bantuan internasional untuk mengelola peningkatan imigran yang membuat layanan masyarakat di negara-negara itu kewalahan.
(prm) Next Article HAH! Inflasi Venezuela Sepanjang 2020 Mencapai 3.000%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular