Internasional

Calon Korban Krisis Venezuela Selanjutnya: Goldman Sachs

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 August 2018 14:42
Goldman Sachs Group Inc. membeli obligasi senilai sekitar US$865 juta (Rp 12,6 triliun) dari bank sentral Venezuela tahun lalu.
Foto: Adam Jeffrey/CNBC International
Jakarta, CNBC Indonesia - Pembelian obligasi senilai sekitar US$865 juta (Rp 12,6 triliun) dari bank sentral Venezuela oleh Goldman Sachs Group Inc. tahun lalu menuai kritik dari seluruh dunia.

Sekarang, transaksi itu juga merugikan klien investasi Goldman senilai jutaan dolar dalam bentuk obligasi.

Reksa dana yang dikelola Goldman Sachs Asset Management menghadapi potensi kerugian setidaknya US$63 juta pada obligasi dalam 12 bulan yang berakhir pada 30 Juni, berdasarkan data dari Morningstar Inc.

Secara keseluruhan, kerugian nilai pasar pada investasi, yang sebagian besar dalam di rekening yang dikelola secara pribadi untuk klien Goldman, kemungkinan melebihi US$250 juta, berdasarkan analisis Wall Street Journal dari angka yang dilaporkan oleh reksa dana dan estimasi trader.

Kerugian ini terjadi sebelum Venezuela mengumumkan devaluasi mata uangnya yang sudah anjlok pada Jumat malam (17/8/2018), yang kemungkinan akan menambah kecemasan investor tentang masa depan negara itu.

Penurunan tersebut menggarisbawahi risiko yang dihadapi Goldman dan kliennya dalam mengambil apa yang dilihat perusahaan pada saat itu sebagai investasi oportunistik di negara yang menghadapi tantangan luar biasa itu. Goldman menghargai obligasi itu 18 sen dolar pada bulan Juni dibandingkan dengan 31 sen ketika membelinya setahun sebelumnya, menurut Morningstar, melansir the Wall Street Journal.

"Selama beberapa hari pertama orang-orang Goldman tampak seperti pahlawan tapi sejak itu mereka mengalami satu tahun penuh kesedihan," kata Mitu Gulati, seorang profesor ekonomi di Duke University yang mewawancarai 30 perusahaan investasi untuk studi akademis tentang obligasi tersebut. "Investor besar tidak mau membelinya."


Pada Mei 2017, Goldman membeli obligasi dengan nilai nominal US$2,8 miliar yang awalnya dikeluarkan oleh perusahaan minyak negara Petroleos de Venezuela SA (PdVSA), pada tahun 2014.

Pembelian tersebut menuai kritik publik ketika diberitakan oleh The Wall Street Journal karena hasil penjualannnya langsung masuk ke kantong pemerintahan diktator Venezuela Nicolas Maduro, tidak seperti kebanyakan perdagangan obligasi antarlembaga keuangan.

Seorang juru bicara untuk Goldman menolak berkomentar. Tahun lalu, menanggapi kritik di Venezuela tersebut, perusahaan mengatakan membeli sekuritas dari broker dan tidak berinteraksi dengan pemerintah Venezuela.

"Kami mengakui bahwa situasinya kompleks dan berkembang dan bahwa Venezuela dalam krisis," kata bank pada saat itu. "Kami setuju bahwa kehidupan di sana harus menjadi lebih baik, dan kami melakukan investasi sebagian karena kami percaya itu akan terjadi."

Tidak ada reksa dana yang dikelola oleh perusahaan selain Goldman, yang telah membeli obligasi apa pun pada 30 Juni, menurut Morningstar, yang melacak lebih dari 1.300 dana obligasi AS. Goldman menempatkan sekitar US$20 juta gabungan obligasi nilai nominal dalam dua reksa dana, yang di-subadvis-kan perusahaan untuk SEI Investments Co. dan untuk Thrivent Financial.

"Goldman Sachs adalah subadviser untuk sebagian kecil dari Thrivent Partner Worldwide Allocation Fund," kata juru bicara Thrivent. "Goldman Sachs mengelola semua aset hanya atas kebijakannya sendiri seperti halnya dengan klien lain."

Goldman berhasil menjual beberapa obligasi, sebagian besar kepada hedge fund, mendapatkan sedikit keuntungan dan sebagian lainnya mencatatkan kerugian, kata para trader. Penurunan nilai pasar sebagian dimitigasi oleh pembayaran bunga bulan April.

Goldman Sachs Asset Management kemungkinan masih memegang setidaknya obligasi bernilai nominal US$2 miliar, atau sekitar tiga perempat dari investasi aslinya, menurut perkiraan trader obligasi.

Perdagangan semua obligasi Venezuela telah menurun sejak negara gagal membayar (default) pada bulan November, dan likuiditas dalam obligasi Goldman hanyalah sebagian kecil dari utang Venezuela lainnya.

Venezuela telah gagal bayar miliaran dolar obligasi sejak November, dan pembicaraan restrukturisasi utang tidak mungkin dilakukan di bawah pemerintah saat ini, kata pemegang obligasi.
(prm) Next Article Pemerintah Venezuela Sebut Arus Pengungsi 'Normal'

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular