Titik Penyalur Susut, Pemasok B20: Serapan Akan Berkurang

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
30 August 2018 18:34
B20 akan berlaku lusa, titik pemasok menurun karena akses sulit.
Foto: CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara
Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) Paulus Tjakrawan mengakui, dengan susutnya titik penayaluran, maka dapat mengurangi serapan FAME (unsur nabati untuk bahan B20) yang ditargetkan. Namun, hanya sedikit saja kurangnya.

"Serapan FAME juga akan berkurang sedikit, namun sebenarnya tidak masalah. Kalau sekarang ini, kan baik PSO dan non-PSO ditambah, dan kalau itu diberlakukan, sudah 87%, nah yg 13% ini akan pelan-pelan, memang untuk 100% dalam waktu dekat itu masih sulit," ujar Paulus kepada media saat dijumpai di kantornya, di Jakarta, Kamis (30/8/2018).



Ia mengakui, memang masih ada daerah-daerah yang sulit dijangkau, tetapi daerah itu pun akan tetap dipasok hanya saja tidak bisa segera. "Butuh waktu, dan lainnya, ini sudah dibicarakan bersama kok," pungkasnya.

Mandatori B20 berlangsung mulai 1 September mendatang. Meski siap menyalurkan B20 ke sejumlah titik, permasalahan kini ada di produsen yang kesulitan memasok bahan baku ke terminal Pertamina. 

Sejumlah produsen dan penyalur menandatangani kontrak pengadaan FAME (unsur nabati) untuk bahan baku B20. Pemerintah menetapkan pengadaan sebanyak 940.407 kiloliter bahan bakar solar dengan bauran 20% minyak sawit atau dikenal dengan nama program B20, pada periode September-Desember 2018.

B20 tersebut akan diproduksi oleh 19 perusahaan dan disalurkan oleh 11 perusahaan. Adapun, yang sudah menandatangani kesepakatan menyerap FAME dari produsen adalah PT Exxonmobile Lubricants Indonesia yang akan menyalurkan 73 ribu KL dan PT Petro Andalan Nusantara yang akan salurkan 60 ribu KL. 

Sementara, Pertamina belum menandatangani karena ada beberapa perubahan. "Tadi dia mintanya 55 titik itu kan, terus bapak-bapak keberatan nih penyalur FAME karena biayanya dann jauh tempatnya," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto di kantornya, Rabu (29/8/2018).



Lalu, kata Djoko, tadi pagi dirapatkan lagi di kantor Menko Perekonomian Darmin Nasution dan diputuskan untuk lokasinya disusutkan jadi 6 titik tidak perlu sampai 52 titik. "Jadi dikurangi, mereka maunya 6 titik besar atau utama saja."

Untuk volumenya, karena dikurangi dari 52 titik jadi 6 titik akan dihitung kembali. 6 titik itu pun nanti disepakati jadi titik hulu dengan kapasitas terminal yang besar dan kemungkinannya bisa ditambah 7 titik lagi. "Jadi bisa ada 13 titik," katanya. Sehingga, produsen FAME hanya perlu memasok ke depo-depo besar. 


(gus) Next Article Produsen Biofuel: Truk Jangan Mengelak, B20 Harus Jalan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular