Titik Penyalur Susut, Pertamina Undur Kontrak Pengadaan B20

Samuel Pablo & Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
29 August 2018 16:35
Titik penyalur B20 susut, Pertamina undur teken kontrak pengadaan dengan produsen.
Foto: Penandatangan B20 (CNBC Indonesia/Lidya Julita S)
Jakarta, CNBC Indonesia- Mandatori B20 berlangsung mulai 1 September mendatang. Meski siap menyalurkan B20 ke sejumlah titik, permasalahan kini ada di produsen yang kesulitan memasok bahan baku ke terminal Pertamina.

Siang ini, sejumlah produsen dan penyalur menandatangani kontrak pengadaan FAME (unsur nabati) untuk bahan baku B20. Pemerintah menetapkan pengadaan sebanyak 940.407 kiloliter bahan bakar solar dengan bauran 20% minyak sawit atau dikenal dengan nama program B20, pada periode September-Desember 2018.



B20 tersebut akan diproduksi oleh 19 perusahaan dan penyalur 11 perusahaan. Hari ini yang sudah menandatangani kesepakatan menyerap FAME dari produsen adalah PT Exxonmobile Lubricants Indonesia yang akan menyalurkan 73 ribu KL dan PT Petro Andalan Nusantara yang akan salurkan 60 ribu KL.

Sementara, Pertamina belum menandatangani karena ada beberapa perubahan. "Tadi dia mintanya 55 titik itu kan, terus bapak-bapak keberatan nih penyalur FAME karena biayanya dann jauh tempatnya," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto di kantornya, Rabu (29/8/2018).

Lalu, kata Djoko, tadi pagi dirapatkan lagi di kantor Menko Darmin Nasution dan diputuskan untuk lokasinya disusutkan jadi 6 titik tidak perlu sampai 52 titik. "Jadi dikurangi, mereka maunya 6 titik besar atau utama saja."

Untuk volumenya, karena dikurangi dari 52 titik jadi 6 titik akan dihitung kembali. 6 titik itu pun nanti disepakati jadi titik hulu dengan kapasitas terminal yang besar dan kemungkinannya bisa ditambah 7 titik lagi. "Jadi bisa ada 13 titik," katanya.

Sehingga, produsen FAME hanya perlu memasok ke depo-depo besar.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dijumpai usai rapat di kantor Menko Perekonomian mengatakan perseroan menargetkan penandatanganan bisa direalisasi pekan ini. Sebenarnya, Pertamina dengan fasilitas blending yang ada juga siap untuk mengolah 940 ribu KL.

Terkait harga, apakah dengan penyusutan depo ini akan berdampak pada harga jual biodiesel nantinya? Nicke menjawab masih dihitung, dan apabila terdapat selisih juga masih bisa ditambal BPDP. ""Kami juga tidak mau bebani masyarakat dengan harga. Itu yang punya alokasi dana semacam kompensasi dana BBM untuk peningkatan harga, itu juga akan dibahas. Nanti kami ikut regulasi saja."

Sebelumnya, Direktur Marketing Retail Pertamina (Persero) Mas'ud Khamid mengatakan, Pertamina sejak awal selalu siap dengan arahan pemerintah termasuk untuk menyalurkan B20. Dia menyebut dari total 112 terminal penyalur B20 sudah ada sebanyak 60 terminal yang telah melakukan penyaluran. Sedangkan sisanya masih menunggu CPO datang dari badan usaha.

"Untuk program B20, saat ini kita punya 60 terminal BBM yang sudah menyakurkan B20. Ada 52 terminal sisanya belum, karena belum ada pasokan FAME dari badan usaha," ungkapnya di Ruang Rapat Komsisi VII, Jakarta, Selasa (28/8/2018).
(gus) Next Article Target Meleset Pasokan Seret, B20 Tersandung di Tengah Jalan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular