
RI Dapat Utangan Lagi untuk Proyek Infrastruktur Rp 1 T
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
28 August 2018 20:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Direksi Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) telah menyetujui dana investasi sebesar US$ 691,5 juta (sekitar Rp 1 triliun dengan kurs Rp 14.500 per dolar AS) untuk membiayai empat proyek infrastruktur di Indonesia.
Melalui pembiayaan bersama Bank Dunia dan Pemerintah Republik Indonesia, keempat proyek itu diklaim akan membantu mendorong kemajuan ekonomi dan memperkecil kekurangan pendanaan infrastruktur Indonesia.
Keempat proyek itu adalah modernisasi irigasi strategis sebesar US$ 250 juta, perbaikan operasional bendungan US$ 125 juta, pembangunan infrastruktur regional US$ 100 juta dolar AS, dan perbaikan wilayah kumuh US$ 216,5 juta.
Dari total 87 negara anggota AIIB, saat ini Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara yang paling banyak mendapatkan pendanaan dari AIIB. Namun demikian, menurut Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), masih diperlukan tambahan dana sebesar US$ 368,9 miliar untuk mendukung implementasi dari rencana pembangunan jangan menengah nasional.
Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah mengalami pertumbuhan pendapatan per kapita yang meningkat dari US$ 2.200 pada tahun 2000 menjadi US$ 3.603 pada tahun 2016. Pertumbuhan itu diikuti dengan tuntutan terhadap pembangunan infrastruktur.
Akan tetapi, sampai saat ini jumlah itu belum terpenuhi. Investasi di bidang infrastruktur masih berkisar antara 3-4% dari PDB. Dalam hal ini, Indonesia tertinggal dari Thailand dan Vietnam yang menginvestasikan 7% hingga 8% dari PDB untuk pengembangan infrastruktur.
"Defisit investasi ini tidak hanya memengaruhi pembangunan infrastruktur baru, tapi juga menghambat proses rehabilitasi, operasional, dan peningkatan kualitas infrastruktur Indonesia yang sekarang," kata Laurel Ostfield, Head of Communications and Development AIIB.
"Kami berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, tentu kami juga membutuhkan mobilisasi modal dari sektor swasta," lanjutnya dikutip dari siaran pers.
Pada hari ini, 28 Agustus 2018, AIIB bekerja sama dengan Financial Times menggelar dialog antara pemerintah dan perwakilan industri di Jakarta. Dalam dialog itu, dibahas beberapa hal terkait pembangunan infrastruktur, seperti metode mendapatkan pendanaan dari sektor swasta, kekhawatiran investor terkait transparansi dan risiko, serta menggali bagaimana skema kerja sama pemerintah-badan usaha (public-private partnership) agar bisa memobilisasi modal swasta dan keahlian teknis yang diperlukan sebuah negara.
AIIB telah menginvestasikan sumber daya finansial dan keahlian dalam empat proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, yaitu dalam sektor manajemen air, pertanian, dan transportasi, dengan menjunjung tinggi integritas, tata kelola, dan perlindungan sosial serta lingkungan.
"Modal swasta bisa menjadi bagian penting dari solusi pembiayaan investasi infrastruktur di Benua Asia selama beberapa dekade mendatang. AIIB berharap dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengakselerasi dan memperpesar skala kerjasama pemerintah-badan usaha melalui proyek-proyek yang ada saat ini," kata Ostfield.
(miq/miq) Next Article Tangani Covid, RI Dapat Pinjaman 'Bank Dunia' China Rp 7,2 T
Melalui pembiayaan bersama Bank Dunia dan Pemerintah Republik Indonesia, keempat proyek itu diklaim akan membantu mendorong kemajuan ekonomi dan memperkecil kekurangan pendanaan infrastruktur Indonesia.
Keempat proyek itu adalah modernisasi irigasi strategis sebesar US$ 250 juta, perbaikan operasional bendungan US$ 125 juta, pembangunan infrastruktur regional US$ 100 juta dolar AS, dan perbaikan wilayah kumuh US$ 216,5 juta.
Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia telah mengalami pertumbuhan pendapatan per kapita yang meningkat dari US$ 2.200 pada tahun 2000 menjadi US$ 3.603 pada tahun 2016. Pertumbuhan itu diikuti dengan tuntutan terhadap pembangunan infrastruktur.
Akan tetapi, sampai saat ini jumlah itu belum terpenuhi. Investasi di bidang infrastruktur masih berkisar antara 3-4% dari PDB. Dalam hal ini, Indonesia tertinggal dari Thailand dan Vietnam yang menginvestasikan 7% hingga 8% dari PDB untuk pengembangan infrastruktur.
![]() |
"Defisit investasi ini tidak hanya memengaruhi pembangunan infrastruktur baru, tapi juga menghambat proses rehabilitasi, operasional, dan peningkatan kualitas infrastruktur Indonesia yang sekarang," kata Laurel Ostfield, Head of Communications and Development AIIB.
"Kami berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, tentu kami juga membutuhkan mobilisasi modal dari sektor swasta," lanjutnya dikutip dari siaran pers.
Pada hari ini, 28 Agustus 2018, AIIB bekerja sama dengan Financial Times menggelar dialog antara pemerintah dan perwakilan industri di Jakarta. Dalam dialog itu, dibahas beberapa hal terkait pembangunan infrastruktur, seperti metode mendapatkan pendanaan dari sektor swasta, kekhawatiran investor terkait transparansi dan risiko, serta menggali bagaimana skema kerja sama pemerintah-badan usaha (public-private partnership) agar bisa memobilisasi modal swasta dan keahlian teknis yang diperlukan sebuah negara.
AIIB telah menginvestasikan sumber daya finansial dan keahlian dalam empat proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, yaitu dalam sektor manajemen air, pertanian, dan transportasi, dengan menjunjung tinggi integritas, tata kelola, dan perlindungan sosial serta lingkungan.
"Modal swasta bisa menjadi bagian penting dari solusi pembiayaan investasi infrastruktur di Benua Asia selama beberapa dekade mendatang. AIIB berharap dapat terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengakselerasi dan memperpesar skala kerjasama pemerintah-badan usaha melalui proyek-proyek yang ada saat ini," kata Ostfield.
![]() |
(miq/miq) Next Article Tangani Covid, RI Dapat Pinjaman 'Bank Dunia' China Rp 7,2 T
Most Popular