
Produksi Rokan Turun, Tak Lagi Jadi Blok Minyak Raksasa RI
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
28 August 2018 10:38

Jakarta, CNBC Indonesia- Produksi minyak di blok Rokan tercatat terus menurun sepanjang tahun ini. Posisinya kini tak lagi jadi blok minyak dengan produksi terbesar di RI.
Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) diperkirakan di akhir tahun blok minyak yang terletak di Riau ini hanya mampu memproduksi di bawah 200 ribu barel per hari, tepatnya hanya 179 ribu barel dalam sehari.
Ini jauh merosot dibanding awal tahun yang masih di rata-rata 201 ribu barel sehari. Meski produksi bisa digenjot di tengah tahun, rata-rata produksi blok ini per Juli 2018 210,7 ribu barel per hari. Sementara perkiraan rata-rata produksi setahun hanya 203 ribu barel sehari.
Blok yang dioperasikan oleh Chevron ini sungguh tak menunjukkan performa optimalnya. Dibandingkan dengan produksi 2016 misalnya bisa sentuh 251 ribu barel sehari. Sementara saat ini, boro-boro bisa sama dengan rekor 2016, menyentuh target APBN yang mematok produksi blok ini bisa sampai 213 ribu barel sehari pun berat.
Alhasil, Rokan tak lagi jadi andalan untuk produksi minyak mulai tahun depan. Pemerintah beralih ke blok Cepu yang dioperasikan oleh Exxon yang kini bisa menyalip Chevron. Data SKK Migas menunjukkan tahun depan blok Cepu bisa sumbang 212 ribu barel dalam sehari, jauh di atas Rokan yang cuma bisa kontribusi 180 ribu barel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan bahwa penurunan blok Rokan ini wajar terjadi. "Dikuras terus ya habis. Chevron dulu bisa sampai 1,1 juta sekarang 220 ribu barel. Kalau mau cari alasan banyak, tapi yang penting ke depan kita cari dana eksplorasi. Mudah-mudahan bisa seperti Cepu, temu cadangan baru," ujarnya, di Gedung DPR, Senin (27/8/2018).
Ada berbagai hal yang sedang diupayakan pemerintah untuk meningkatkan produksi, namun ada berbagai hambatan yang dihadapi pemerintah. Misal untuk lahan, begitu mau bor tapi masuk daerah hutan konservasi. "Kemarin kami juga didemo Rokan sama suku adat. Aceh sudah kita kasih juga, tapi koordinasi berat. Ini tugas bersama," katanya.
(gus) Next Article Pak Jokowi, Nasib Blok Minyak Raksasa RI di Ujung Tanduk Nih!
Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) diperkirakan di akhir tahun blok minyak yang terletak di Riau ini hanya mampu memproduksi di bawah 200 ribu barel per hari, tepatnya hanya 179 ribu barel dalam sehari.
Blok yang dioperasikan oleh Chevron ini sungguh tak menunjukkan performa optimalnya. Dibandingkan dengan produksi 2016 misalnya bisa sentuh 251 ribu barel sehari. Sementara saat ini, boro-boro bisa sama dengan rekor 2016, menyentuh target APBN yang mematok produksi blok ini bisa sampai 213 ribu barel sehari pun berat.
Alhasil, Rokan tak lagi jadi andalan untuk produksi minyak mulai tahun depan. Pemerintah beralih ke blok Cepu yang dioperasikan oleh Exxon yang kini bisa menyalip Chevron. Data SKK Migas menunjukkan tahun depan blok Cepu bisa sumbang 212 ribu barel dalam sehari, jauh di atas Rokan yang cuma bisa kontribusi 180 ribu barel.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menjelaskan bahwa penurunan blok Rokan ini wajar terjadi. "Dikuras terus ya habis. Chevron dulu bisa sampai 1,1 juta sekarang 220 ribu barel. Kalau mau cari alasan banyak, tapi yang penting ke depan kita cari dana eksplorasi. Mudah-mudahan bisa seperti Cepu, temu cadangan baru," ujarnya, di Gedung DPR, Senin (27/8/2018).
Ada berbagai hal yang sedang diupayakan pemerintah untuk meningkatkan produksi, namun ada berbagai hambatan yang dihadapi pemerintah. Misal untuk lahan, begitu mau bor tapi masuk daerah hutan konservasi. "Kemarin kami juga didemo Rokan sama suku adat. Aceh sudah kita kasih juga, tapi koordinasi berat. Ini tugas bersama," katanya.
(gus) Next Article Pak Jokowi, Nasib Blok Minyak Raksasa RI di Ujung Tanduk Nih!
Most Popular