
Internasional
Investor Asing Obral Obligasi Pemerintah, Italia Kebingungan
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
27 August 2018 19:40

Milan, CNBC Indonesia - Berkurang drastisnya minta investor asing pada obligasi pemerintah Italia membuat bank-bank domestik untuk melakukan aksi 2011-2012 yang memborong obligasi. Namun kali ini kebijakan tersebut sulit untuk dilakukan.
Pada Juni 2018, total investor asing di obligasi pemerintah mencapai 33 miliar euro atau US$38 miliar (Rp 481,8 triliun), menurut Bank Sentral Italia, pekan lalu. Pada Mei lalu, Investor asing melepas obligasi pemerintah 20 miliar euro.
Investor asing melepas obligasi pemerintah Italia karena khawatir akan kebijakan pemerintah meningkatkan belanja yang merupakan rencana dari koalisi anti-kemapanan dan mengesampingkan rencana reformasi defisit anggaran.
Ketika tren serupa berkembang selama krisis zona euro, bank-bank dalam negeri meresponsnya dengan memborong obligasi yang berimbal balik (yield) tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan bank untuk tahun-tahun mendatang. Laju peningkatan tahunan kepemilikan obligasi domestik mereka melonjak hingga 20% dari rata-rata yang hanya 1% pada 2004-2007.
Tetapi bank-bank yang akan mengulangi peran itu mungkin akan frustrasi karena situasi mereka telah berubah sejak itu.
"Apakah lembaga keuangan domestik akan terus bertindak sebagai pemborong surat utang yang stabil (dan berpotensi meningkat) untuk berdaulat (utang) ... tetap menjadi pertanyaan untuk beberapa bulan mendatang," kata analis Goldman Sachs, Matteo Crimella dalam sebuah catatan baru-baru ini, melansir Reuters, (24/8/2018).
Bank pada umumnya menyukai obligasi negara Italia, suatu kecenderungan yang dikenal sebagai 'home bias'. Analis juga menegaskan bahwa mereka dapat tunduk pada 'tuntutan moral' dari pihak berwenang untuk membantu di saat-saat stres.
Tetapi "perubahan peraturan dan pengawasan, bersama dengan risiko memburuknya rasio/peringkat modal bank karena kelemahan di pasar keuangan, secara bersama-sama, dapat meningkatkan standar bagi bank domestik untuk melangkah sebagai pembeli," kata Crimella.
Bank Sentral Eropa (ECB) akan segera mengakhiri pembelian obligasi senilai 2,3 triliun euro yang telah dilakukan di bawah kebijakan moneter ultra-ekspansioner, menyulitkan Italia untuk membiayai kembali utang publik terbesar ketiga di dunia.
"Dengan ECB ... pembelian kemungkinan akan berakhir dan risiko investor asing akan mengurangi eksposur mereka lebih lanjut terhadap obligasi BTP, sehingga kebutuhan akan 'pembeli marjinal' dari utang pemerintah Italia dapat meningkat," kata Crimella.
"Keengganan bank domestik untuk memenuhi peran itu dapat menyebabkan kekurangan permintaan, terutama jika pemerintah mengejar ekspansi fiskal yang besar."
Bank-bank Italia telah meningkatkan kepemilikan obligasi pemerintah ketika terjadi aksi jual baru-baru ini dan kepemilikan mereka mencapai rekor tertinggi dalam satu tahun, yaitu 370 miliar euro pada Juni, naik dari 342 miliar pada bulan April.
Analis Bank of America Merrill Lynch memperkirakan bank-bank Italia memiliki kapasitas untuk membeli tambahan obligasi 44 miliar euro, sebelum obligasi pemerintah Italia pada neraca mereka setara dengan angka tertinggi pada tahun 2015, yang sebesar 11% dari total aset.
Jumlah itu dibandingkan dengan 3,5% pada 2007 sebelum krisis keuangan global dan rata-rata wilayah euro pada tahun 2015 yang sebesar 4,3%. Namun, pembelian tersebut meningkatkan risiko neraca bank, di mana kerugian akibat jatuhnya harga obligasi Italia sudah jelas.
Lalu apa yang membuat bank-bank domestik Italia kesulitan memborong obligasi pemerintah?
Pada Juni 2018, total investor asing di obligasi pemerintah mencapai 33 miliar euro atau US$38 miliar (Rp 481,8 triliun), menurut Bank Sentral Italia, pekan lalu. Pada Mei lalu, Investor asing melepas obligasi pemerintah 20 miliar euro.
Investor asing melepas obligasi pemerintah Italia karena khawatir akan kebijakan pemerintah meningkatkan belanja yang merupakan rencana dari koalisi anti-kemapanan dan mengesampingkan rencana reformasi defisit anggaran.
"Apakah lembaga keuangan domestik akan terus bertindak sebagai pemborong surat utang yang stabil (dan berpotensi meningkat) untuk berdaulat (utang) ... tetap menjadi pertanyaan untuk beberapa bulan mendatang," kata analis Goldman Sachs, Matteo Crimella dalam sebuah catatan baru-baru ini, melansir Reuters, (24/8/2018).
Bank pada umumnya menyukai obligasi negara Italia, suatu kecenderungan yang dikenal sebagai 'home bias'. Analis juga menegaskan bahwa mereka dapat tunduk pada 'tuntutan moral' dari pihak berwenang untuk membantu di saat-saat stres.
Tetapi "perubahan peraturan dan pengawasan, bersama dengan risiko memburuknya rasio/peringkat modal bank karena kelemahan di pasar keuangan, secara bersama-sama, dapat meningkatkan standar bagi bank domestik untuk melangkah sebagai pembeli," kata Crimella.
Bank Sentral Eropa (ECB) akan segera mengakhiri pembelian obligasi senilai 2,3 triliun euro yang telah dilakukan di bawah kebijakan moneter ultra-ekspansioner, menyulitkan Italia untuk membiayai kembali utang publik terbesar ketiga di dunia.
"Dengan ECB ... pembelian kemungkinan akan berakhir dan risiko investor asing akan mengurangi eksposur mereka lebih lanjut terhadap obligasi BTP, sehingga kebutuhan akan 'pembeli marjinal' dari utang pemerintah Italia dapat meningkat," kata Crimella.
"Keengganan bank domestik untuk memenuhi peran itu dapat menyebabkan kekurangan permintaan, terutama jika pemerintah mengejar ekspansi fiskal yang besar."
Bank-bank Italia telah meningkatkan kepemilikan obligasi pemerintah ketika terjadi aksi jual baru-baru ini dan kepemilikan mereka mencapai rekor tertinggi dalam satu tahun, yaitu 370 miliar euro pada Juni, naik dari 342 miliar pada bulan April.
Analis Bank of America Merrill Lynch memperkirakan bank-bank Italia memiliki kapasitas untuk membeli tambahan obligasi 44 miliar euro, sebelum obligasi pemerintah Italia pada neraca mereka setara dengan angka tertinggi pada tahun 2015, yang sebesar 11% dari total aset.
Jumlah itu dibandingkan dengan 3,5% pada 2007 sebelum krisis keuangan global dan rata-rata wilayah euro pada tahun 2015 yang sebesar 4,3%. Namun, pembelian tersebut meningkatkan risiko neraca bank, di mana kerugian akibat jatuhnya harga obligasi Italia sudah jelas.
Lalu apa yang membuat bank-bank domestik Italia kesulitan memborong obligasi pemerintah?
Next Page
Warisan kredit macet
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular