
Internasional
Ini Sebab di Balik Lengsernya PM Australia Malcolm Turnbull
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
24 August 2018 11:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Australia, Malcolm Turnbull, dilengserkan hari Jumat (24/8/2018) setelah ia tak lagi menjadi ketua Partai Liberal. Posisinya digantikan oleh Scott Morrison setelah memenangkan pemungutan suara partai 45:40.
Turnbull awalnya diharapkan mampu menjadi pemersatu publik Australia yang terbelah pasca-kepemimpinan Tony Abbott. Namun, ia ternyata hanya mampu bertahan tiga tahun dan diturunkan akibat perpecahan di partainya sendiri, Partai Liberal.
Partai Liberal sangat terpecah dan perang sipil antara faksi kiri dan kanan partai telah memanas dalam beberapa waktu terakhir. Sebab perpecahan itu tak hanya soal kebijakan Turnbull yang dinilai tidak memuaskan, namun juga fakta bahwa ada beberapa tokoh partai yang belum dapat menerima panutannya, Tony Abbott, dijatuhkan, mengutip News.com.au.
Kubu kanan partai semakin merasa bahwa Turnbull tidak mendengarkan saran mereka dan menyudutkan basis pemilih konservatif partai.
Dalam surat pengunduran diri terbukanya, Menteri Pengembangan Internasional Concetta Fierravanti-Wells mengatakan "Partai ini telah bergerak terlalu jauh ke kiri."
Ketidakpuasan dan kekuatan kubu ini, yang juga termasuk Abbott di dalamnya, ditunjukkan pekan lalu ketika Turnbull merevisi kebijakan energinya yang penting. Langkahnya itu dilihat sebagai bukti kepatuhannya pada kubu kanan partai dan memberikan apa yang diinginkan Abbott.
Namun, bahkan setelah Turnbull secara memalukan merevisi kebijakan energinya pekan lalu dan dilanjutkan hari Senin, ia tidak mampu memenangkan dukungan partainya.
Sang mantan perdana menteri, Tony Abbott, yang sebelumnya mengritik kebijakan awal energi tersebut, justru berbalik mengritik langkah Turnbull merevisi aturan itu dan menyebutnya tanda-tanda kepemimpinan yang buruk.
Di saat yang sama, kubu tengah dan kiri partai yang dulu mengagumi Turnbull kini membencinya.
Mereka merasa dikecewakan saat melihat Turnbull melakukan segala cara demi melanggengkan kekuasaannya. Mereka juga melihat banyak bukti bagaimana Turnbull sangat tunduk pada keinginan kubu kanan partai dalam perumusan kebijakannya.
Kubu tengah dan kiri kini bertanya-tanya apa yang sebenarnya dibela oleh sang perdana menteri.
Turnbull awalnya diharapkan mampu menjadi pemersatu publik Australia yang terbelah pasca-kepemimpinan Tony Abbott. Namun, ia ternyata hanya mampu bertahan tiga tahun dan diturunkan akibat perpecahan di partainya sendiri, Partai Liberal.
Partai Liberal sangat terpecah dan perang sipil antara faksi kiri dan kanan partai telah memanas dalam beberapa waktu terakhir. Sebab perpecahan itu tak hanya soal kebijakan Turnbull yang dinilai tidak memuaskan, namun juga fakta bahwa ada beberapa tokoh partai yang belum dapat menerima panutannya, Tony Abbott, dijatuhkan, mengutip News.com.au.
Dalam surat pengunduran diri terbukanya, Menteri Pengembangan Internasional Concetta Fierravanti-Wells mengatakan "Partai ini telah bergerak terlalu jauh ke kiri."
Ketidakpuasan dan kekuatan kubu ini, yang juga termasuk Abbott di dalamnya, ditunjukkan pekan lalu ketika Turnbull merevisi kebijakan energinya yang penting. Langkahnya itu dilihat sebagai bukti kepatuhannya pada kubu kanan partai dan memberikan apa yang diinginkan Abbott.
Namun, bahkan setelah Turnbull secara memalukan merevisi kebijakan energinya pekan lalu dan dilanjutkan hari Senin, ia tidak mampu memenangkan dukungan partainya.
Sang mantan perdana menteri, Tony Abbott, yang sebelumnya mengritik kebijakan awal energi tersebut, justru berbalik mengritik langkah Turnbull merevisi aturan itu dan menyebutnya tanda-tanda kepemimpinan yang buruk.
Di saat yang sama, kubu tengah dan kiri partai yang dulu mengagumi Turnbull kini membencinya.
Mereka merasa dikecewakan saat melihat Turnbull melakukan segala cara demi melanggengkan kekuasaannya. Mereka juga melihat banyak bukti bagaimana Turnbull sangat tunduk pada keinginan kubu kanan partai dalam perumusan kebijakannya.
Kubu tengah dan kiri kini bertanya-tanya apa yang sebenarnya dibela oleh sang perdana menteri.
Next Page
Dianggap Tak Berprestasi
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular