
Makin Panas! China Hukum Mati Warga Australia

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara China dan Australia kian memanas. Pada Senin (15/6/2020), Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan keprihatinannya setelah aktor pria asal Australia dijatuhi hukuman mati di pengadilan China.
Adalah Karm Gilespie, aktor yang banting setir menjadi penasehat investasi berbasis Sydney, dihukum mati atas tuduhan penyelundupan narkoba setelah diam-diam ditahan dan dipenjara selama 7 tahun.
Peristiwa ini dikhawatirkan dapat memperkeruh hubungan diplomatik dan perdagangan yang semakin bermasalah antara Australia dan mitra dagang terbesarnya, yakni China.
PM Morrison mengatakan pihak berwenang Australia mengetahui penangkapan itu dan telah menghubungi rekan-rekan mereka dari China dalam beberapa kesempatan terkait kasusnya.
"Saya dan pemerintah sangat sedih dan khawatir bahwa seorang warga negara Australia, Karm Gilespie telah dijatuhi hukuman mati di China," katanya, dikutip dari AFP.
Media pemerintah China mengatakan Gilespie, yang kini berusia pertengahan lima puluhan, ditangkap pada malam Tahun Baru 2013 di Bandara Baiyun Guangzhou, barat laut Hong Kong. Bersamanya, ditemukan lebih dari 7,5 kilogram metamfetamin dalam kopernya saat diperiksa.
Namun penangkapan Gilespie tidak diumumkan kepada publik dan rekan-rekannya mengatakan kepada media Australia bahwa mereka dikejutkan dengan hilangnya Gilespie secara tiba-tiba.
Keluarga Gilespie mengeluarkan pernyataan yang meminta para rekannya untuk tidak berspekulasi soal kondisi Gilespie guna membantu kasus tersebut.
"Keluarga kami sangat sedih dengan situasi ini. Kami tidak akan membuat komentar publik dan meminta media menghormati privasi kami pada saat yang sulit ini," kata mereka dalam pernyataan yang dikeluarkan melalui kementerian luar negeri.
Meskipun berisiko menambah ketegangan antara kedua negara, Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengatakan bahwa orang Australia "tidak seharusnya" melihat hukuman Gilespie sebagai pembalasan lebih lanjut oleh China.
Sayangnya opini publik tidak setuju dengan hal tersebut. Greg Sheridan, editor asing surat kabar Australia, mengatakan hukuman itu "harus dilihat sebagai upaya Beijing melanjutkan hukumannya yang sengit dan semakin ganas terhadap Australia."
Tahun lalu, selama pertikaian diplomatik yang meningkat dengan Kanada atas penangkapan eksekutif puncak Huawei Meng Wanzhou, pengadilan China sempat menjatuhkan hukuman mati terhadap dua warga negara Kanada atas tuduhan perdagangan obat-obatan terlarang.
Upaya Kanada untuk memohon grasi bagi dua warga tersebut, yang bernama Robert Schellenberg dan Fan Wei sejauh ini tidak berhasil.
Hubungan antara Australia dengan China menegang pasca-Negeri Kanguru meminta dilakukan penyelidikan internasional tentang asal-usul virus corona (Covid-19) yang telah menginfeksi lebih dari 7.000 orang di negaranya.
Sebelumnya China telah mengatakan bahwa virus tersebut kemungkinan berasal dari hewan eksotis dan buas yang dijual di sebuah pasar makanan laut yang ada di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Namun Australia tetap bersikeras untuk melakukan penyelidikan. Setidaknya ada 79% orang Australia yang mendukung upaya investigasi tersebut, menurut hasil jajak pendapat yang dimuat surat kabar the Australian.
Hal itu telah membuat China marah. China menyebut Australia memainkan "tipuan kecil" dan duta besar China untuk Australia telah mengeluarkan peringatan bahwa konsumen China dapat memboikot produk-produk Australia jika Australia melakukan penyelidikan.
Sejak itu China juga telah menghentikan impor daging sapi dari empat pengolah daging terbesar di Australia dan memberlakukan tarif yang tinggi terhadap impor gandum. Namun, kedua belah pihak mengatakan langkah-langkah itu tidak ada hubungannya dengan perselisihan mereka soal pandemi yang mematikan tersebut.
Langkah China itu dipastikan bakal berpengaruh pada ekonomi Australia mengingat Negeri Tirai Bambu merupakan pasar ekspor terbesar Australia, di mana cakupannya mencapai lebih dari 30% ekspor Australia.
Selain itu, Kementerian Pendidikan China memperingatkan para siswa asal Negeri Tirai Bambu untuk mempertimbangkan kembali jika ingin mengenyam pendidikan di Australia. Tentu peringatan ini juga akan merugikan Australia, sebab pendidikan internasional adalah penghasil devisa terbesar keempat negara tersebut.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Genderang Perang' di Pasifik, Begini Langkah Australia
