
Internasional
Buntut Kasus Peracunan Mata-mata, AS Akan Hukum Lagi Rusia
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 August 2018 10:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan kembali menjatuhkan sanksi untuk Rusia, kali ini karena meracuni mantan mata-mata yang tinggal di Inggris dengan senjata kimia, kata Departemen Luar Negeri, Rabu (9/8/2018).
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Rusia, bersama dengan sekutu AS, diberitahu tentang sanksi baru itu pada Rabu sore.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Heather Nauert mengatakan sanksi akan berlaku sekitar 22 Agustus.
"Menyusul penggunaan racun saraf 'Novichok' dalam upaya untuk membunuh warga negara Inggris Sergei Skripal dan putrinya Yulia Skripal, Amerika Serikat, pada 6 Agustus 2018, yang ditentukan berdasarkan Kontrol Senjata Kimia dan Biologi dan Undang-Undang Penghapusan Peperangan tahun 1991 (UU CBW) bahwa Pemerintah Federasi Rusia telah menggunakan senjata kimia atau biologi yang melanggar hukum internasional atau telah menggunakan senjata kimia atau biologis yang mematikan terhadap warga negaranya sendiri.
"Setelah periode pemberitahuan Kongres 15 hari, sanksi ini akan berlaku setelah publikasi pemberitahuan dalam Daftar Federal, diperkirakan pada atau sekitar 22 Agustus 2018," ujarnya dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dilaporkan menyetujui keputusan resmi Amerika Serikat bahwa Rusia melanggar hukum internasional yang telah berusia puluhan tahun dalam penggunaan senjata kimia beracun Novichok, NBC News melaporkan pada hari Rabu, mengutip para pejabat AS.
Skripal, mantan mata-mata Rusia yang menjadi agen ganda untuk Inggris, berada dalam kondisi kritis setelah diracun di Inggris pada 4 Maret. Putrinya Yulia, yang mengunjunginya dari Moskow, juga diracuni.
AS akan menerapkan sanksi kedua terhadap Rusia tiga bulan kemudian, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan pada hari Rabu, kecuali Rusia dapat membuktikan dirinya telah memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria itu termasuk tidak lagi menggunakan senjata kimia atau biologis yang melanggar hukum internasional dan memungkinkan inspeksi di tempat oleh Inggris, serta memberikan jaminan lain yang dapat diandalkan, kata pejabat senior.
Mata uang Rusia, yang sudah menghadapi hari terburuknya terhadap dolar AS sejak April, anjlok lebih tajam setelah sanksi diumumkan. Dolar menyentuh level tertinggi terhadap rubel sejak November 2016.
(prm) Next Article Rusia Sebut Sanksi Baru AS 'Sangat Tidak Bersahabat'
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Rusia, bersama dengan sekutu AS, diberitahu tentang sanksi baru itu pada Rabu sore.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Heather Nauert mengatakan sanksi akan berlaku sekitar 22 Agustus.
"Setelah periode pemberitahuan Kongres 15 hari, sanksi ini akan berlaku setelah publikasi pemberitahuan dalam Daftar Federal, diperkirakan pada atau sekitar 22 Agustus 2018," ujarnya dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC International.
Sebelumnya, AS telah menjatuhkan sanksi kepada beberapa warga negara dan perusahaan Rusia yang disebut-sebut terlibat dalam upaya mempengaruhi hasil pemilihan presiden tahun 2016 yang memenangkan Donald Trump.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dilaporkan menyetujui keputusan resmi Amerika Serikat bahwa Rusia melanggar hukum internasional yang telah berusia puluhan tahun dalam penggunaan senjata kimia beracun Novichok, NBC News melaporkan pada hari Rabu, mengutip para pejabat AS.
Skripal, mantan mata-mata Rusia yang menjadi agen ganda untuk Inggris, berada dalam kondisi kritis setelah diracun di Inggris pada 4 Maret. Putrinya Yulia, yang mengunjunginya dari Moskow, juga diracuni.
AS akan menerapkan sanksi kedua terhadap Rusia tiga bulan kemudian, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan pada hari Rabu, kecuali Rusia dapat membuktikan dirinya telah memenuhi kriteria tertentu.
Kriteria itu termasuk tidak lagi menggunakan senjata kimia atau biologis yang melanggar hukum internasional dan memungkinkan inspeksi di tempat oleh Inggris, serta memberikan jaminan lain yang dapat diandalkan, kata pejabat senior.
Mata uang Rusia, yang sudah menghadapi hari terburuknya terhadap dolar AS sejak April, anjlok lebih tajam setelah sanksi diumumkan. Dolar menyentuh level tertinggi terhadap rubel sejak November 2016.
(prm) Next Article Rusia Sebut Sanksi Baru AS 'Sangat Tidak Bersahabat'
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular