Tiga Blok Migas Terminasi Dilelang Awal Agustus

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
31 July 2018 10:33
Pemerintah bakal lelang tiga blok migas terminasi di awal Agustus ini
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah berencana untuk melelang tiga blok migas terminasi pada awal Agustus ini. Tiga blok tersebut dilelang karena sejumlah faktor, di antaranya karena kontraktor eksisting tidak berminat memperpanjang kontrak dan ada juga yang dinyatakan pailit.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menyebutkan, tiga blok migas tersebut yakni Selat Panjang, Makassar Strait, dan South Jambi B.



Arcandra mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan data sebelum lelang dilakukan, termasuk menyiapkan syarat dan ketentuan (term and condition). Kemungkinan, kata Arcandra, skema lelang tiga blok itu menggunakan penawaran reguler.

"Kami akan lelang secepatnya, sekarang sedang siapkan T&C. Cepat kok itu, sepertinya awal Agustus sudah bisa mulai lelang," tutur Arcandra kepada media ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/7/2018).

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang sudah berencana untuk melelang blok Selat Panjang, Riau, yang kontrak pengelolaannya berakhir pada 2021 mendatang.

Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan, alasan blok itu dilelang adalah perusahaan eksisting pengelola blok tersebut, Petroselat, mengalami kebangkrutan atau pailit.

"Sebetulnya kalau mau pakai skema B2B (Business-to-Business) bisa, tapi masalahnya, ini sudah mau habis kontraknya. Selain itu, tidak ada kontraktor yang mengajukan usulan pengelolaan," tutur Ediar kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (24/7/2018).

Adapun, sebelumnya, nasib blok Makassar Strait, juga akhirnya berujung menjadi blok terminasi, setelah Chevron sebagai salah satu kontraktor eksistingnya memutuskan untuk mundur. Begitu juga Pertamina serta Sinopex, tidak berminat melanjutkan operasional mereka di WK tersebut.

"Makassar Strait rencananya akan diterminasi dan dilelang dalam tiga bulan ke depan," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (11/7/2018).

Djoko mengatakan, Chevron memutuskan untuk tidak memperpanjang operasional mereka di WK tersebut karena didasarkan alasan keekonomian. Bahkan, Chevron meminta diskresi mendapatkan tambahan porsi saham di atas ketentuan gross split yang diatur pemerintah.

Sedangkan untuk blok South Jambi B, dilelang karena PetroChina yang seharusnya akan menjadi pengelola blok tersebut menyatakan mundur.

Arcandra mengaku tidak tahu pasti alasan PetroChina mundur. Padahal sebelumnya Kementerian ESDM telah menetapkan PetroChina mengelola Blok South Jambi B setelah ConocoPhilips dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tidak mengajukan proposal perpanjangan.

"Kayaknya itu keputusan mereka, jadi kami lelang," kata Wakil Komisaris Utama Pertamina ini kepada media ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/7/2018).

Belakangan Kementerian ESDM juga menyebutkan akan melelang Blok West Kampar, karena pengelolaanya saat ini dinyatakan pailit, dan tidak ada lagi yang berminat mengelola blok tersebut.
(gus) Next Article Pertamina Legowo Meski Tak Jadi Prioritas Blok Terminasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular