Menteri Rini Undang Investor AS Garap Proyek Energi di RI

Exist In Exist, CNBC Indonesia
26 July 2018 07:24
BUMN energi saat ini tengah fokus mengembangkan proyek geothermal senilai US$19,3 miliar (Rp 278,3 triliun).
Foto: CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengundang para investor asal Amerika Serikat (AS) untuk berinvestasi di Indonesia.

Rini menyebutkan terdapat tujuh sektor yang menjadi fokus pemerintah untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni sektor energi terbarukan, pertambangan mineral, infrastruktur, transportasi darat, transportasi laut dan udara, industri manufaktur, dan pariwisata.

"Sektor energi Indonesia adalah pasar yang sangat strategis," ujar Rini dalam acara Investment Forum 'Central for Strategic & International Studies (CSIS) - Bank BNI Roundtable' di Washington DC, seperti dikutip dari siaran pers Kamis (26/07/2018).

Rini menjelaskan pada sektor energi terbarukan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pemerintah tengah mengembangkan potensi besar dari energi panas bumi (geothermal), solar panel (tenaga surya), dan pembangkit listrik bertenaga angin.


Presiden menargetkan sedikitnya 23% bauran energi nasional akan berasal dari sumber terbarukan pada 2025. Oleh karena itu, lanjutnya, BUMN energi saat ini tengah fokus mengembangkan proyek geothermal senilai US$19,3 miliar (Rp 278,3 triliun).

Selain itu, Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar kelima di dunia dengan cadangan batubara sekitar 26 miliar ton hingga akhir 2017. Untuk itu, pemerintah juga saat ini tengah serius mewujudkan hilirisasi hasil tambang sehingga dibutuhkan investasi besar untuk pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter).

Pada sektor infrastruktur, Rini juga menyebutkan peluang investasi pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Walini, Jawa Barat. KEK Walini yang terletak di antara Jakarta dan Bandung ini akan fokus pada hiburan, pendidikan, dan penelitian farmasi dengan nilai investasi sedikitnya mencapai US$3,6 miliar.

Peluang investasi juga terbuka melalui berbagai konsesi Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta sebagai penghubung hub konektivitas berbagai area di kota melalui transportasi multimoda.

"Tak hanya itu, sektor manufaktur Indonesia pun tak kalah menarik, ditopang dengan 128 juta tenaga kerja lokal. Adapun pada sektor pariwisata kami tengah mengembangkan kawasan ekowisata Mandalika di Lombok. Pengembangan landmark ini akan menjadikan Mandalika tujuan bagi 2 juta turis setiap tahunnya," ungkap Rini.
(prm) Next Article Temui Pendemo, Rini: Tak Mungkin Saya Jerumuskan Pertamina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular