
Menteri Rini Minta BUMN Ekspansi ke Pasar Internasional
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
12 September 2018 15:33

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah yang kian melemah di hadapan dolar Amerika Serikat, cukup membuat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno geregetan.
Dalam sambutannya di acara paparan kinerja perusahaan tambang pelat merah, yang kini berada di bawah induk BUMN Tambang PT Inalum (Persero), Rini mengatakan ia senang dengan laporan kinerja BUMN tersebut tapi sebagai perusahaan harus lebih inovatif.
Ini, kata dia, karena belakangan banyak sekali pembicaraan soal pelemahan dolar dan neraca perdagangan yang negatif dan BUMN kerap disebut-sebut sebagai biang keroknya. "Growth impor kita jauh lebih besar dari ekspor, ada beberapa selentingan bahwa dolar kepakai buat Pertamina impor BBM. Banyak dikarenakan penggunaan dolar dari BUMN," ujar Rini, Rabu (12/9/2018).
Untuk itu, lanjutnya, ia mulai memanggil dirut-dirut BUMN untuk lebih gencar dalam ekspor. Selama ini memang sudah ada BUMN yang ekspor seperti semen, pupuk, obat, vaksin. "Banyak yang melakukan ekspor yang besar seperti pindad, senjata atau mobil tank yang tahun ini bisa capai US$ 700 juta- 800 juta. Ini yang mau kita tekankan, sekarang BUMN hanya peningkatan pasar domestik tapi juga pasar internasional," tekannya.
Rini juga menyindir bos-bos perusahaan tambang negara yang dinilai masih kurang mengoptimalkan produksi tambang mereka untuk menghasilkan nilai tambah.
"Saya ada pesan khusus, bahwa justru di tambang ini potensinya sangat besar. Dalam arti, kita harus bisa memproses produk tambang itu yang nilai tambahnya tinggi," ujar Rini di paparan kinerja ekspor mineral tambang Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) di Soehana Hall, Rabu (12/9/2018).
(gus) Next Article Rini Soemarno Ternyata Pelapor Skandal Jiwasraya ke Kejagung
Dalam sambutannya di acara paparan kinerja perusahaan tambang pelat merah, yang kini berada di bawah induk BUMN Tambang PT Inalum (Persero), Rini mengatakan ia senang dengan laporan kinerja BUMN tersebut tapi sebagai perusahaan harus lebih inovatif.
Untuk itu, lanjutnya, ia mulai memanggil dirut-dirut BUMN untuk lebih gencar dalam ekspor. Selama ini memang sudah ada BUMN yang ekspor seperti semen, pupuk, obat, vaksin. "Banyak yang melakukan ekspor yang besar seperti pindad, senjata atau mobil tank yang tahun ini bisa capai US$ 700 juta- 800 juta. Ini yang mau kita tekankan, sekarang BUMN hanya peningkatan pasar domestik tapi juga pasar internasional," tekannya.
Rini juga menyindir bos-bos perusahaan tambang negara yang dinilai masih kurang mengoptimalkan produksi tambang mereka untuk menghasilkan nilai tambah.
"Saya ada pesan khusus, bahwa justru di tambang ini potensinya sangat besar. Dalam arti, kita harus bisa memproses produk tambang itu yang nilai tambahnya tinggi," ujar Rini di paparan kinerja ekspor mineral tambang Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero) di Soehana Hall, Rabu (12/9/2018).
(gus) Next Article Rini Soemarno Ternyata Pelapor Skandal Jiwasraya ke Kejagung
Most Popular