Akuisisi Freeport, Inalum Amankan Pinjaman dari 8 Bank Asing
25 July 2018 16:00

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memastikan akan mendapat pinjaman dari delapan bank asing dengan total US$ 3,7 miliar (Rp 53,6 triliun) untuk mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.
"Benar, pinjamannya dari delapan bank (asing), dan totalnya US$ 3,7 miliar," ujar sumber Inalum yang menolak disebut namanya, saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, Rabu (25/7/2018).
[Gambar:Video CNBC]
Sebelumnya, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium/INALUM (Persero) Budi Gunadi Sadikin memastikan, sudah ada 11 bank yang siap mendanai Inalum mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI).
"Sudah pasti ada 11 bank, sudah ada suratnya," tutur Budi saat dijumpai usai melakukan penandatanganan Head of Agreement antara PT Inalum dengan Freeport McMoran, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Tawaran dari 11 bank itu mencapai US$ 5,2 miliar atau setara Rp 74 triliun, berdatangan dari luar maupun dalam negeri. Jumlah ini lebih banyak dari yang dibutuhkan Inalum untuk akuisisi Freeport yakni US$ 3,85 miliar. Adapun beberapa bank yang diketahui sudah mengajukan tawaran adalah Standard Chartered, HSBC, CIMB Niaga, BNI, BRI, dan MUFG.
Namun, belakangan Budi mengatakan pendanaan tersebut batal melibatkan bank lokal, termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Sebab, ada imbauan dari pihak otoritas untuk tidak melibatkan bank lokal guna menjaga neraca pembayaran. Otomatis dari 11 bank, tersisa 8 bank yang bersedia pinjamkan kredit.
"Pihak otoritas mengimbau, kalau bisa perbankan dari luar, jadi tidak memberatkan neraca pembayaran, karena ini kan jadi ada aliran Dolar dari dalam negeri keluar negeri, begitu outflow dia akan tekan kurs, jadi nanti kurs (Dolar) ada tekanan untuk naik," tutur Budi saat dijumpai di kantornya beberapa waktu lalu.
Adapun, tadinya ada tiga perbankan BUMN yang direncanakan untuk memberi pinjaman tersebut, yakni Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
(gus)
"Benar, pinjamannya dari delapan bank (asing), dan totalnya US$ 3,7 miliar," ujar sumber Inalum yang menolak disebut namanya, saat dihubungi oleh CNBC Indonesia, Rabu (25/7/2018).
[Gambar:Video CNBC]
Sebelumnya, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium/INALUM (Persero) Budi Gunadi Sadikin memastikan, sudah ada 11 bank yang siap mendanai Inalum mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI).
"Sudah pasti ada 11 bank, sudah ada suratnya," tutur Budi saat dijumpai usai melakukan penandatanganan Head of Agreement antara PT Inalum dengan Freeport McMoran, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (12/7/2018).
Tawaran dari 11 bank itu mencapai US$ 5,2 miliar atau setara Rp 74 triliun, berdatangan dari luar maupun dalam negeri. Jumlah ini lebih banyak dari yang dibutuhkan Inalum untuk akuisisi Freeport yakni US$ 3,85 miliar. Adapun beberapa bank yang diketahui sudah mengajukan tawaran adalah Standard Chartered, HSBC, CIMB Niaga, BNI, BRI, dan MUFG.
Namun, belakangan Budi mengatakan pendanaan tersebut batal melibatkan bank lokal, termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Sebab, ada imbauan dari pihak otoritas untuk tidak melibatkan bank lokal guna menjaga neraca pembayaran. Otomatis dari 11 bank, tersisa 8 bank yang bersedia pinjamkan kredit.
"Pihak otoritas mengimbau, kalau bisa perbankan dari luar, jadi tidak memberatkan neraca pembayaran, karena ini kan jadi ada aliran Dolar dari dalam negeri keluar negeri, begitu outflow dia akan tekan kurs, jadi nanti kurs (Dolar) ada tekanan untuk naik," tutur Budi saat dijumpai di kantornya beberapa waktu lalu.
Adapun, tadinya ada tiga perbankan BUMN yang direncanakan untuk memberi pinjaman tersebut, yakni Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
Artikel Selanjutnya
Bos Inalum: Divestasi Freeport Paling Sulit dan Unik
(gus)