
Sabar, RI Baru Balik Modal Akuisisi Freeport di 2025
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
22 January 2020 19:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Paska akuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia, diperkirakan Indonesia baru akan balik modal lewat pembagian dividen pada tahun 2025.
Direktur Utama PT Inalum (Persero) atau MIND ID Orias Petrus Moedak menerangkan pengambilalihan freeport menjadi salah satu dari sekian kebijakan yang memiliki dampak jangka panjang.
Namun secara jangka pendek, berdampak pada kinerja yang menurun selama 1-3 tahun. Ia menerangkan sejak tahun 2021 sudah ada penerimaan dividen, namun nilainya belum US$ 1 miliar. Mulai tahun 2023 dividen yang akan diterima sebesar US$ 1 miliar atau senilai Rp 14 triliun.
Tiga tahun kemudian setelah pembagian dividen US$ 1 miliar, menurutnya biaya yang dikeluarkan untuk pengambilalihan PT Freeport baru akan balik modal. "Sejak 2023 dalam 3 tahun setelah itu kita bisa payback. Sebenarnya tahun 2021 sudah ada penerimaan, tapi belum US$ 1 Miliar, 2025 sudah kita dapatkan," ungkapnya dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu, (22/01/2020).
"Jangka pendek memang kita akan mengalami seperti ini. Dan kami monitor secara ketat dari waktu ke waktu, secara operasional berjalan baik," imbuhnya.
Sebelumnya transaksi akuisisi dilakukan oleh PT Inalum (Persero) selaku holding BUMN Pertambangan yang kini bernama MIND ID dengan Freeport McMoRan (FCX) dan Rio Tinto. Nilai transaksi mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun.
"Saham PT Freeport Indonesia sudah 51,2% sudah beralih ke PT Inalum (Persero) dan sudah lunas dibayar," ujar Presiden Joko Widodo, saat menggelar konferensi pers di Istana Negara, Jumat (21/12/2018)
Untuk membayar Freeport, pada pertengahan November lalu Inalum menerbitkan surat utang global senilai US$ 4 miliar yang diterbitkan di bursa Singapura. Ini merupakan obligasi terbesar yang pernah diterbitkan RI.
"Ini kan jumlah terbesar, yang pernah diajukan oleh Indonesia. Di dunia, nomor enam untuk tambang dalam 10 tahun terakhir," ujar Budi kepada media saat dijumpai dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Jumat (16/11/2018).
(gus) Next Article Wadirut Freeport Orias Petrus Datangi BUMN, Jadi Bos Inalum?
Direktur Utama PT Inalum (Persero) atau MIND ID Orias Petrus Moedak menerangkan pengambilalihan freeport menjadi salah satu dari sekian kebijakan yang memiliki dampak jangka panjang.
Namun secara jangka pendek, berdampak pada kinerja yang menurun selama 1-3 tahun. Ia menerangkan sejak tahun 2021 sudah ada penerimaan dividen, namun nilainya belum US$ 1 miliar. Mulai tahun 2023 dividen yang akan diterima sebesar US$ 1 miliar atau senilai Rp 14 triliun.
"Jangka pendek memang kita akan mengalami seperti ini. Dan kami monitor secara ketat dari waktu ke waktu, secara operasional berjalan baik," imbuhnya.
Sebelumnya transaksi akuisisi dilakukan oleh PT Inalum (Persero) selaku holding BUMN Pertambangan yang kini bernama MIND ID dengan Freeport McMoRan (FCX) dan Rio Tinto. Nilai transaksi mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun.
"Saham PT Freeport Indonesia sudah 51,2% sudah beralih ke PT Inalum (Persero) dan sudah lunas dibayar," ujar Presiden Joko Widodo, saat menggelar konferensi pers di Istana Negara, Jumat (21/12/2018)
Untuk membayar Freeport, pada pertengahan November lalu Inalum menerbitkan surat utang global senilai US$ 4 miliar yang diterbitkan di bursa Singapura. Ini merupakan obligasi terbesar yang pernah diterbitkan RI.
"Ini kan jumlah terbesar, yang pernah diajukan oleh Indonesia. Di dunia, nomor enam untuk tambang dalam 10 tahun terakhir," ujar Budi kepada media saat dijumpai dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Jumat (16/11/2018).
(gus) Next Article Wadirut Freeport Orias Petrus Datangi BUMN, Jadi Bos Inalum?
Most Popular