Selain Nikel, Indonesia Juga Bisa Olah Harta Karun Ini Lho

News - Rahajeng, CNBC Indonesia
30 September 2022 19:41
Mind ID Foto: Dok Mind ID

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN pertambangan, MIND ID, yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk dinilai telah mampu mengembangkan pemanfaatan bumi Indonesia.

Ketua Umum PERHAPI Rizal Kasli mengatakan MIND ID telah mampu memanfaatkan sumber daya mineral dan batu bara, dan harus lebih agresif untuk mengolah 'harta karun' lainnya.

"Sehingga Indonesia bisa jadi semacam produsen terintegrasi untuk produk yang menjadi tren global saat ini," ujar Rizal kepada CNBC Indonesia. 

Produk tren global yang dimaksud adalah baterai kendaraan listrik, hingga energi baru terbarukan. Dia menilai MIND ID harus lebih agresif terutama di beberapa mineral potensia, seperti timah.

"Timah ingot Indonesia masih banyak ekspor, yang seharusnya lebih banyak dimanfaatkan. Jadi apakah mungkin pemerintah ini memberikan atau melakukan semacam penugasan khusus kepada BUMN untuk menjadi pionir pengembangan suatu industri turunan dari produk yang dihasilkan," jelasnya.

Jika timah dapat dikembangkan, maka nilai tambahnya menururt dia akan berlipat ganda. Dengan begitu Indonesia lebih siap untuk meniti langkah menjadi produsen baterai dan membentuk ekosistem kendaraan listrik, dan MIND ID menjadi salah satu pemegang peranan besar pada industri ini.

Dampak positif lainnya, mengutakan perekonomian dalam Negeri, karena material impor yang digunakan bisa lebih di minimalisir. Otomatis akan meningkatkan nilai komponen dalam negri (TKDN) nya.

"Kecuali yang memang kita tidak memilikinya sama sekali seperti biasa litium atau logam tanah jarang yang lain, masih impor. Tapi untuk produk atau komoditas yang mayoritas kita miliki ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin," kata dia.

Dia mengharapkan hilirisasi mineral lainnya seperti timah, bauksit, dan tembaga dapat mengulang kesuksesan nikel.

"Kami mengharapkan untuk komoditas lain seperti timah, bauksit, kemudian tembaga dan sebagainya ini bisa dilanjutkan program hilirisasi dengan melakukan benchmark komoditas nikel. Kita lihat bahwa di nikel itu sekarang sudah cukup bagus artinya pemerintah sudah berhasil untuk melakukan larangan ekspor ore nikel," ujar dia.

Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves Septian Hario Seto mengatakan MIND ID sebagai BUMN. Holding Industri Pertambangan telah memiliki beberapa inisiatif, yang salah satunya menggandeng partner global.

"Jadi saya tidak terlalu khawatir, memang perlu usaha untuk aluminium dan juga timah. Tim kami juga sedang mengerjakan dengan Antam. Ada beberapa program penataan kembali industrinya," kata dia.

Dengan begitu industri bisa memiliki pasokan yang lebih stabil dan, berkelanjutan. Selain itu tetap mengutamakan penambangan yang sesuai dengan praktik Good Mining Practice.

"Untuk timah saya kira kita punya PT Timah Tbk yang cadangannya juga sangat besar. Estimasi kami cadangan timah di Indonesia menduduki peringkat nomor 2 di dunia dan perlu kerja keras ke arah sana, tapi kalau nikel, aluminium saya kira apa yang sudah dilakukan sekarang sudah terlihat jejaknya dan akan makin baik ke depan," jelas Seto.

Saat ini Indonesia pun sudah mulai masuk ke ekosistem baterai kendaraan listrik, dengan salah satu komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan baterai yakni cobalt juga tersedia di Indonesia.

"Bijih nikel kadar rendah kita itu ada cobalt juga, jadi tidak perlu mereka (investor) ke Afrika gitu ya untuk mendapatkan cobalt karena di Indonesia mereka bisa mendapatkan nikel dan cobalt," kata Seto

Meski begitu, saat ini Indonesia juga masih memiliki beberapa tantangan dalam mempercepat program hilirisasi untuk baterai kendaraan listrik. Pertama, yakni keterbatasan sumber daya manusia.

Menurut Seto keterbatasan sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, setidaknya membutuhkan 1.000 lulusan metalurgi dan material science setiap tahun nya.

"Ini adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, Pak Menko sudah menginisiasi diskusi dengan beberapa universitas untuk membuka jurusan metalurgi yang ada di kampus-kampus, kalau tidak nanti akan ada shortage, dan terpaksa mendatangkan TKA lagi kan nggak lucu gitu buat kita ya," ujar Seto.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Menguji Kesiapan Industri Baterai Kendaraan Listrik Tanah Air


(dpu/dpu)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading