
Internasional
Bebas Menyetir, Perempuan Arab Saudi Bisa Ubah Perekonomian
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
22 June 2018 13:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Perempuan-perempuan Arab Saudi akan resmi diperbolehkan menyetir untuk pertama kalinya hari Minggu (24/6/2018), sebuah langkah bersejarah yang memicu lebih banyak opsi ketenagakerjaan untuk setengah populasi negara itu.
Pencapaian reformasi ini memberi perempuan kemandirian dan kebebasan mobilitas, menurut Enaam Gazi Al-Aswad yang siap menjadi pengemudi perempuan pertama atau disebut "Captainah" untuk aplikasi pemesanan transportasi online Careem. Aplikasi itu dibuat oleh perusahaan rintisan (startup) berbasis di Dubai yang berkompetisi dengan Uber di Arab Saudi.
Alhasil, lebih banyak perempuan kini terinspirasi untuk meraih karir impiannya, kata Al-Aswad kepada CNBC International.
"Tidak hanya kesetaraan, ini juga tentang bersama-sama membangun negara kita," lanjutnya. "Ini tentang komunitas [...] Perempuan dan laki-laki kini setara di Arab Saudi, tidak seperti sebelumnya."
Al-Aswad berkata dia yakin ikatan sosial negaranya akan berkembang dalam waktu satu dekade seraya generasi muda saat ini tumbuh besar dengan kebebasan baru. "Segalanya akan berubah."
Perempuan dilarang mengemudi sejak tahun 1957, bahkan ketika negara yang menjadi tempat lahirnya agama Islam itu membuat perkembangan dalam isu-isu perempuan lainnya.
Keputusan kerajaan yang diperintahkan oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud tahun lalu adalah bagian dari cetak biru (blueprint) keluarga kerajaan untuk memodernisasi negara yang kaya akan minyak itu. Inisiatif lainnya termasuk memberantas korupsi, serta pasar keuangan yang lebih terbuka.
(prm) Next Article Larangan Menyetir Dihapus, Wanita Arab Rayakan Kebebasan Baru
Pencapaian reformasi ini memberi perempuan kemandirian dan kebebasan mobilitas, menurut Enaam Gazi Al-Aswad yang siap menjadi pengemudi perempuan pertama atau disebut "Captainah" untuk aplikasi pemesanan transportasi online Careem. Aplikasi itu dibuat oleh perusahaan rintisan (startup) berbasis di Dubai yang berkompetisi dengan Uber di Arab Saudi.
Alhasil, lebih banyak perempuan kini terinspirasi untuk meraih karir impiannya, kata Al-Aswad kepada CNBC International.
Al-Aswad berkata dia yakin ikatan sosial negaranya akan berkembang dalam waktu satu dekade seraya generasi muda saat ini tumbuh besar dengan kebebasan baru. "Segalanya akan berubah."
Perempuan dilarang mengemudi sejak tahun 1957, bahkan ketika negara yang menjadi tempat lahirnya agama Islam itu membuat perkembangan dalam isu-isu perempuan lainnya.
Keputusan kerajaan yang diperintahkan oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud tahun lalu adalah bagian dari cetak biru (blueprint) keluarga kerajaan untuk memodernisasi negara yang kaya akan minyak itu. Inisiatif lainnya termasuk memberantas korupsi, serta pasar keuangan yang lebih terbuka.
(prm) Next Article Larangan Menyetir Dihapus, Wanita Arab Rayakan Kebebasan Baru
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular