Internasional

Arab Saudi Buka Bioskop, Permintaan Diperkirakan Membludak

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 April 2018 13:42
Arab Saudi Buka Bioskop, Permintaan Diperkirakan Membludak
Foto: REUTERS/Chris Aluka Berry
Jakarta, CNBC Indonesia - Arab Saudi membuka bioskop pertamanya dalam 35 tahun dengan menampilkan film "Black Panther" dari Marvel kepada khalayak umum sebagai pembuka. Sebelumnya, bioskop terlarang di Arab Saudi.

Film blockbuster pahlawan super itu nampaknya akan diputar di bioskop yang dibangun oleh AMC Enternatinment dari Amerika Serikat (AS). Bioskop itu terletak di King Abdullah Financial District di Riyadh.

Direktur Eksekutif AMC Adam Aron berkata kepada CNBC pembukaan bioskop adalah hari bersejarah untuk industri perfilman dan Arab Saudi.

"Ini hari yang cukup bersejarah untuk Arab Saudi, serta AMC yang menerima izin pertama untuk mengoperasikan bioskop di negara ini dua pekan lalu. Kami buka malam ini," katanya kepada CNBC International di Abu Dhabi, Rabu (18/4/2018).

"Kami dengar Kerjaaan Arab Saudi mempertimbangkan untuk mencabut larangan bioskop, maka kami pun buru-buru [mengajukan diri]," katanya.

Kementerian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi di awal April mengumumkan telah memberikan izin pengoperasian bioskop yang pertama ke AMC, perusahaan teater terbesar di dunia dengan kira-kira 1.000 teater dan 11.000 layar di seluruh dunia.

Rencana buka hingga 40 bioskop

AMC berencana untuk membuka hingga 40 bioskop di 15 kota Arab Saudi dalam lima tahun mendatang, dan total 50-100 bioskop di sekitar 25 kota Saudi pada tahun 2030.

Aron berkata perusahaan mengharapkan 50% pangsa pasar di Arab Saudi, dan 40 bioskopnya di negara itu akan menyumbang 5% sampai 10% pendapatan dan laba perusahaan.

Arab Saudi adalah negara kerajaan dengan populasi sebesar 32 juta jiwa yang mayoritas penduduknya berusia di bawah 30 tahun. Hal itu menawarkan pasar besar yang bersemangat untuk mengonsumsi media dan budaya barat kepada perusahaan hiburan layaknya AMC.

"Kami berpikir ada permintaan terpendam yang besar untuk menonton film di bioskop, dengan cara yang sudah seharusnya di layer yang lebar," kata Aron.

"Warga Saudi menonton film sekarang, mereka menyukai film, tetapi menontonnya di rumah. Mereka melakukan streaming atau pergi ke luar kerajaan untuk melihat film," katanya, sembari memprediksi permintaan yang "membludak" di negara itu.

Aron menjelaskan popularitas "Black Panther" di AS memperkuat keputusan perusahaan untuk menjadikannya sebagai film debut untuk Riyadh pada hari Rabu malam.

Ia menambahkan pemerintah Saudi telah menyetujui sejumlah film untuk menyusul "Black Panther", termasuk "Rampage" dan "The Avengers" yang sudah disensor.
Bioskop adalah hal yang lazim di Arab Saudi hingga tahun 1970-an, tetapi ditutup oleh para ulama beberapa dekade setelahnya karena bioskop dianggap sebagai aktivitas rekreasi yang tidak Islami di kerajaan tersebut.

Ketika ditanya apakah film-film Barat bisa dimodifikasi untuk memenuhi aturan lokal yang ketat, Aron berkata nampaknya seperti itu.

"Film-film sedikit diedit dan dimodifikasi untuk menggambarkan sensitivitas kepada budaya lokal di kawasan ini. Bahkan dengan pengeditan sederhana, bisa dibayangkan apa saja, seksualitas dan ketelanjangan dihapus. Namun Kami yakin pengeditan itu akan cukup sederhana," katanya.

Pembukaa bioskop di negara kerajaan itu adalah bagian dari reformasi sosial yang dipromosikan oleh Pangeran Mahkota Mohammed Bin Salman. Promosi budaya dan hiburan juga menjadi bagian dari "Visi 2030", sebuah program untuk mengubah perekonomian dan masyarakat negara itu.

Visi 2030 mengharapkan pengeluaran tahunan Saudi terhadap aktivitas budaya dan hiburan meningkat dari jumlah saat ini, yaitu 2,9% dari total belanja rumah tangga menjadi 6% di tahun 2030.

Kerajaan itu mengharapkan adanya hampir 350 bioksop, dengan 2.500 layar, di tahun 2030.

Izin AMC dipenuhi setelah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan cabang hiburan dari lembaga pengelola dana kesejahteraan (sovereign wealth fund/SWF) Saudi yaitu Public Investment Fund pada Desember 2017. MoU tersebut ditujukan "untuk menjelajahi potensi peluang kerja sama perdagangan".
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular