
Shell Mau Bangun Kilang Terminal LNG di Cilegon Rp 5,5 T
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
31 May 2018 16:25

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Shell Indonesia hari ini menggelar rapat dengan Kementerian Perindustrian untuk membahas rencana investasi pembangunan terminal gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) di Cilegon.
"Bicara soal investasi untuk terminal LNG di Cilegon. Ini baru akan, investasinya sekitar US$ 400 juta" ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono, Kamis (31/5/2018). Jika dikonversi ke rupiah, nilai investasi tersebut setara dengan Rp 5,5 triliun.
Achmad mengatakan rencana Shell membangun terminal ini tergantung dari direstui atau tidaknya permohonan perusahaan asal Belanda itu untuk impor LNG oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Shell kemudian berbicara dengan Kementerian Perindustrian untuk membuka pintu dukungan ke depannya.
Shell, kata Achmad, mengajukan usulan pembangunan kilang ini berdasar proyeksi pasokan gas di 2026 yang diperkirakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Barat. Selama ini, pasokan gas datang dari Sumatra untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Barat.
Terkait dari mana gas akan didatangkan oleh Shell, Achmad mengaku tidak tahu pasti. "Pastinya dia akan lihat mana yang lebih murah di dunia. Dia akan ambil dan masukkan ke sini," katanya.
Kemenperin, kata Achmad, mengapresiasi rencana investasi Shell ini karena kementerian menitikberatkan perhatian untuk kepentingan industri di masa mendatang. "Dari mana saja resourcesnya, sepanjang itu kompetitif dan bisa berikan nilai kepada industri sebagai bahan baku maupun energi."
Selama ini pasokan gas Jawa Barat dipasok oleh FSRU Nusantara Regas, usaha gabungan PGN dan Pertamina, yang selama ini mendapat pasokan gas dari Lapangan Tangguh, dan terakhir dari Blok Mahakam.
Menurut Achmad jika dilihat dari kondisi saat ini memang masih cukup, tapi di 2026 ada potensi defisit seiring tumbuhnya industri. Apabila perizinan lancar, diperkirakan Shell mulai investasi di 2020. "Lahannya mereka sudah ada, akan joint venture dengan pemain dalam negeri dan kalau izinnya sudah ada dari ESDM."
Ia belum mau menyebut siapa rekanan lokal yang digandeng Shell untuk proyek ini, tapi yang pasti kementerian mengharapkan kehadiran proyek ini bisa memberikan pilihan harga gas yang kompetitif untuk industri.
(gus/gus) Next Article Shell Ingin Impor LNG, untuk Apa?
"Bicara soal investasi untuk terminal LNG di Cilegon. Ini baru akan, investasinya sekitar US$ 400 juta" ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono, Kamis (31/5/2018). Jika dikonversi ke rupiah, nilai investasi tersebut setara dengan Rp 5,5 triliun.
Shell, kata Achmad, mengajukan usulan pembangunan kilang ini berdasar proyeksi pasokan gas di 2026 yang diperkirakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Barat. Selama ini, pasokan gas datang dari Sumatra untuk memenuhi kebutuhan industri di Jawa Barat.
Terkait dari mana gas akan didatangkan oleh Shell, Achmad mengaku tidak tahu pasti. "Pastinya dia akan lihat mana yang lebih murah di dunia. Dia akan ambil dan masukkan ke sini," katanya.
Kemenperin, kata Achmad, mengapresiasi rencana investasi Shell ini karena kementerian menitikberatkan perhatian untuk kepentingan industri di masa mendatang. "Dari mana saja resourcesnya, sepanjang itu kompetitif dan bisa berikan nilai kepada industri sebagai bahan baku maupun energi."
Selama ini pasokan gas Jawa Barat dipasok oleh FSRU Nusantara Regas, usaha gabungan PGN dan Pertamina, yang selama ini mendapat pasokan gas dari Lapangan Tangguh, dan terakhir dari Blok Mahakam.
Menurut Achmad jika dilihat dari kondisi saat ini memang masih cukup, tapi di 2026 ada potensi defisit seiring tumbuhnya industri. Apabila perizinan lancar, diperkirakan Shell mulai investasi di 2020. "Lahannya mereka sudah ada, akan joint venture dengan pemain dalam negeri dan kalau izinnya sudah ada dari ESDM."
Ia belum mau menyebut siapa rekanan lokal yang digandeng Shell untuk proyek ini, tapi yang pasti kementerian mengharapkan kehadiran proyek ini bisa memberikan pilihan harga gas yang kompetitif untuk industri.
(gus/gus) Next Article Shell Ingin Impor LNG, untuk Apa?
Most Popular