
Chevron Percepat Target Produksi Gas di Proyek IDD
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
17 May 2018 18:38
Jakarta, CNBC Indonesia- Chevron Indonesia mempercepat target produksi gas pertama (first gas) di proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap kedua, Gendalo-Gehem. Produksi gas ditargetkan dapat berlangsung pada tahun 2023.
Rencana itu disebut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Ia mengatakan kementerian sudah meminta perwakilan dari Chevron International untuk datang langsung dan ikut turun tangan.
"IDD kami development secepatnya, saya minta dari Houston langsung mereka [Chevron] datang, mereka janji akan dipercepat," kata Arcandra di kantornya, Kamis (17/5/2018).
Menurut dia, pada Juni mendatang hasil kontrak desain awal (Pre Front End Engineering Design/FEED) bisa diberikan kepada pemerintah. Namun dia belum dapat menyampaikan kapan akan ada rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD).
"Sudah dibikin kok [PoD] kemarin. Cepat kok, first gas 2023 atau 2024, sebelumnya kan jauh kebelakang," tutur Arcandra.
Dia optimistis produksi gas di IDD bisa berlangsung pada tahun 2023 mendatang. Ada beberapa hal pula yang disampaikan oleh Arcandra kepada Chevron sebagai saran pengembangan. "Misalnya FEED-nya, yang menjadi kontraktor FEED tidak boleh jadi kontraktor EPC A. Nah, ini kami desain sehingga nanti dieksekusi cepat," ujarnya. Hal itu, kata Arcandra dapat menghemat waktu hingga dua tahun.
Pengerjaan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron Indonesia telah mencapai tahap studi dan konsep kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain (pre-Front End Engineering and Design/pre-FEED) pada Desember 2017 lalu.
Dari studi tersebut, Chevron mengaku optimalisasi konsep pengembangan dan dasar penyederhanaan rancangan menunjukkan ada pengembangan modal dan pengurangan biaya operasional yang signifikan. "Kami berupaya untuk menyelesaian studi-studi ini sesegera mungkin dan akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan Proyek Nasional Strategis ini ke tahap selanjutnya," kata Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor, April lalu.
Seperti diketahui, sebagai operator Chevron memegang 63% saham kepemilikan di Proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya yaitu Eni, Tip Top, PHE, dan para mitra Muara Bakau.
Tahap pertama Proyek IDD sendiri adalah pengembangan Lapangan Bangka yang telah berproduksi sejak Agustus 2016. Dari situ, telah dihasilkan delapan kargo gas alam cair (LNG) yang dikapalkan dari Terminal LNG Bontang.Tahap kedua Proyek IDD adalah pengembangan Gendalo-Gehem dan dinilai memberi peluang untuk memaksimalkan nilai dari aset-aset gas laut dalam ini bagi seluruh pemangku kepentingan.
(gus/gus) Next Article Jonan Kecam Chevron: IDD Tidak Jelas, Blok Rokan Dilepas
Rencana itu disebut Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar. Ia mengatakan kementerian sudah meminta perwakilan dari Chevron International untuk datang langsung dan ikut turun tangan.
"IDD kami development secepatnya, saya minta dari Houston langsung mereka [Chevron] datang, mereka janji akan dipercepat," kata Arcandra di kantornya, Kamis (17/5/2018).
"Sudah dibikin kok [PoD] kemarin. Cepat kok, first gas 2023 atau 2024, sebelumnya kan jauh kebelakang," tutur Arcandra.
Dia optimistis produksi gas di IDD bisa berlangsung pada tahun 2023 mendatang. Ada beberapa hal pula yang disampaikan oleh Arcandra kepada Chevron sebagai saran pengembangan. "Misalnya FEED-nya, yang menjadi kontraktor FEED tidak boleh jadi kontraktor EPC A. Nah, ini kami desain sehingga nanti dieksekusi cepat," ujarnya. Hal itu, kata Arcandra dapat menghemat waktu hingga dua tahun.
Pengerjaan proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) oleh Chevron Indonesia telah mencapai tahap studi dan konsep kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain (pre-Front End Engineering and Design/pre-FEED) pada Desember 2017 lalu.
Dari studi tersebut, Chevron mengaku optimalisasi konsep pengembangan dan dasar penyederhanaan rancangan menunjukkan ada pengembangan modal dan pengurangan biaya operasional yang signifikan. "Kami berupaya untuk menyelesaian studi-studi ini sesegera mungkin dan akan terus bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk melanjutkan Proyek Nasional Strategis ini ke tahap selanjutnya," kata Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor, April lalu.
Seperti diketahui, sebagai operator Chevron memegang 63% saham kepemilikan di Proyek IDD (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya yaitu Eni, Tip Top, PHE, dan para mitra Muara Bakau.
Tahap pertama Proyek IDD sendiri adalah pengembangan Lapangan Bangka yang telah berproduksi sejak Agustus 2016. Dari situ, telah dihasilkan delapan kargo gas alam cair (LNG) yang dikapalkan dari Terminal LNG Bontang.Tahap kedua Proyek IDD adalah pengembangan Gendalo-Gehem dan dinilai memberi peluang untuk memaksimalkan nilai dari aset-aset gas laut dalam ini bagi seluruh pemangku kepentingan.
(gus/gus) Next Article Jonan Kecam Chevron: IDD Tidak Jelas, Blok Rokan Dilepas
Most Popular