Potensi Besar, Blok Rokan Jadi Incaran Raksasa Migas

Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
18 May 2018 09:38
Pada kuartal I tahun ini, blok itu menghasilkan minyak sekitar 210.280 barel per hari (bph) atau terbanyak dibanding blok-blok lain.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Blok Rokan, sebuah wilayah kerja minyak dan gas bumi yang terletak di Riau menjadi incaran perusahaan migas. Setelah kontraktor eksisting, Chevron Pacific Indonesia mengajukan perpanjangan, PT Pertamina (Persero) diketahui juga berminat mengelola blok tersebut.

Blok Rokan memang patut menjadi incaran perusahaan migas. Pada kuartal I tahun ini, blok itu menghasilkan minyak sekitar 210.280 barel per hari (bph) atau terbanyak dibanding blok-blok lain. Sementara untuk produksi gas, Blok Rokan memproduksi sekitar 24,26 MMCFD.

Kontrak Chevron di Blok Rokan sendiri akan habis pada pertengahan 2021 mendatang. Potensi besar blok ini disebut menarik minat banyak perusahaan migas untuk ambil bagian di dalamnya.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto bahkan tidak menutup kemungkinan melakukan lelang atas blok tersebut. Lelang akan dilakukan kalau peminat atas blok ini memang banyak.

"Kalau banyak peminatnya, ya kami lelang sajalah mana yang bisa memberikan benefit kepada pemerintah yang besar," ujar Djoko, akhir pekan lalu.

Bila lelang benar dilakukan, Kementerian ESDM memperkirakan lelang berlangsung pada bulan Juli mendatang.

Proses perpanjangan yang diajukan Chevron saat ini tengah dibahas oleh SKK Migas. Perusahaan asal Amerika Serikat itu memang cukup beruntung, sebab peluang mendapat hak melanjutkan pengelolaan sedikit melebar.

Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Yang Akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya yang baru saja terbit, mengubah posisi perusahaan gas nasional yaitu Pertamina terkait pengelolaan blok yang masa kontraknya berakhir (terminasi).

Dalam revisi aturan itu, penawaran blok migas terminasi yang semula diprioritaskan untuk Pertamina kini ditawarkan kembali untuk kontraktor eksisting terlebih dahulu.

Sebelum revisi berlaku, pengelolaan blok terminasi diprioritaskan kepada Pertamina dengan memberi kesempatan menyamakan tawaran atau right to match atau pihak kontraktor eksisting. Aturan itu baru saja berlaku pada 8 blok terminasi tahun ini yang pada akhirnya dikelola oleh Pertamina semua.


"Kalau proposal [eksisting] tidak bagus, maka Pertamina masuk [untuk right to match]. Namun, didahulukan yang eksisting," tutur Arcandra, akhir bulan lalu.

Kementerian ESDM berkali-kali menegaskan aturan tersebut muncul sebagai bentuk memastikan blok migas terminasi bisa dikelola sebaik mungkin. Ujungnya, diharap pengelolaan bisa dimenangkan oleh perusahaan yang bisa memberi keuntungan terbaik untuk negara.

Pertamina sendiri tak menutupi ketertarikannya atas Blok Rokan cukup lama. Sejak Februari lalu, perusahaan pelat merah itu telah meminta open data atas Blok Rokan untuk melakukan evaluasi atas blok tersebut.



(roy) Next Article Pertamina - Chevron Bersaing Incar Blok Minyak Terbesar di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular