
Saingi Chevron, Pertamina Masukkan Proposal Kelola Blok Rokan
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
04 July 2018 15:46

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) mengajukan proposal untuk mengelola Blok Rokan di Riau yang kontraknya akan berakhir pada tahun 2021 mendatang.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada awak media, Rabu (4/7/2018). "Pertamina sudah mengajukan, sudah [memasukkan proposal], setelah open data mengajukan. Kalau Chevron presentasi formulasi pembahasan sudah, proposal secra tertulis resmi mau kita minta dalam minggu ini," kata Djoko di kantor Kementerian ESDM.
Djoko menjelaskan, Pertamina dapat mengajukan proposal terlebih dahulu dibanding kontraktor eksisting yaitu Chevron karena presentasi formulasi sudah berjalan. Setelah itu baru dilanjutkan dengan proses administrasi berupa pengajuan proposal.
Djoko mengatakan minat kontraktor selain Chevron dan Pertamina pun sangat tinggi. Dalam sebuah pertemuan yang sempat dilakukan dengan perusahaan-perusahaan migas, dia sebut seluruh perusahaan menyatakan berminat untuk mengelola Blok Rokan.
"Banyak banget, semua perusahaan minat yang datang, asing dan dalam negeri minat semua," ujarnya.
Sama dengan Chevron, Pertamina pun mengajukan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang ditawarkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat itu.
Dia memastikan pengelolaan Blok Rokan akan diserahkan kepada perusahaan dengan penawaran terbaik untuk keuntungan negara.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina melakukan pengajuan proposal atas Blok Rokan pada 28 Juni 2018. Dalam ajuannya itu Pertamina menyatakan siap melanjutkan pemanfaatan teknologi EOR seperti yang telah diterapkan saat ini oleh Chevron secara mandiri dan efisien.
Adapun nilai strategis yang disebut Pertamina bila dapat mengelola Blok Rokan adalah penguatan kedaulatan dan ketahanan energi nasional mengingat porsi besar Blok Rokan atas produksi minyak dalam negeri. Selain itu, Pertamina mengatakan pengelolaan Blok Rokan olehnya dapat mengurangi impor minyak mentah dan peningkatan efisiensi pengadaan bahan baku minyak mentah bagi kilang minyak dalam negeri.
Hal itu disebut Pertamina berpotensi untuk menghemat devisa negara. Hal lain yang disebut adalah bagaimana pengelolaan Blok Rokan mampu menciptakan sinergi dan integrasi dengan blok-blok lain perusahaan di area tersebut.
PT Pertamina (Persero) juga membenarkan telah melakukan pengajuan atas pengelolaan Blok Rokan yang masa kontraknya berakhir pada tahun 2021 mendatang. Pengajuan itu dikonfirmasi oleh Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam dilakukan pada 28 Juni 2018 lalu.
Syamsu mengatakan bila berhasil mendapat hak kelola atas Blok Rokan, Pertamina akan semaksimal mungkin mengelola blok migas raksasa itu. Utamanya terkait penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi. Dia mengatakan pengelolaan pun akan mengacu pada kaidah-kaidah manajemen resevoar. "Yang ujungnya [berpengaruh] kepada produksi," tutur Syamsu kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/7/2018).
(gus/gus) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada awak media, Rabu (4/7/2018). "Pertamina sudah mengajukan, sudah [memasukkan proposal], setelah open data mengajukan. Kalau Chevron presentasi formulasi pembahasan sudah, proposal secra tertulis resmi mau kita minta dalam minggu ini," kata Djoko di kantor Kementerian ESDM.
Djoko menjelaskan, Pertamina dapat mengajukan proposal terlebih dahulu dibanding kontraktor eksisting yaitu Chevron karena presentasi formulasi sudah berjalan. Setelah itu baru dilanjutkan dengan proses administrasi berupa pengajuan proposal.
Djoko mengatakan minat kontraktor selain Chevron dan Pertamina pun sangat tinggi. Dalam sebuah pertemuan yang sempat dilakukan dengan perusahaan-perusahaan migas, dia sebut seluruh perusahaan menyatakan berminat untuk mengelola Blok Rokan.
"Banyak banget, semua perusahaan minat yang datang, asing dan dalam negeri minat semua," ujarnya.
Sama dengan Chevron, Pertamina pun mengajukan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang ditawarkan oleh perusahaan asal Amerika Serikat itu.
Dia memastikan pengelolaan Blok Rokan akan diserahkan kepada perusahaan dengan penawaran terbaik untuk keuntungan negara.
Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina melakukan pengajuan proposal atas Blok Rokan pada 28 Juni 2018. Dalam ajuannya itu Pertamina menyatakan siap melanjutkan pemanfaatan teknologi EOR seperti yang telah diterapkan saat ini oleh Chevron secara mandiri dan efisien.
Adapun nilai strategis yang disebut Pertamina bila dapat mengelola Blok Rokan adalah penguatan kedaulatan dan ketahanan energi nasional mengingat porsi besar Blok Rokan atas produksi minyak dalam negeri. Selain itu, Pertamina mengatakan pengelolaan Blok Rokan olehnya dapat mengurangi impor minyak mentah dan peningkatan efisiensi pengadaan bahan baku minyak mentah bagi kilang minyak dalam negeri.
Hal itu disebut Pertamina berpotensi untuk menghemat devisa negara. Hal lain yang disebut adalah bagaimana pengelolaan Blok Rokan mampu menciptakan sinergi dan integrasi dengan blok-blok lain perusahaan di area tersebut.
PT Pertamina (Persero) juga membenarkan telah melakukan pengajuan atas pengelolaan Blok Rokan yang masa kontraknya berakhir pada tahun 2021 mendatang. Pengajuan itu dikonfirmasi oleh Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam dilakukan pada 28 Juni 2018 lalu.
Syamsu mengatakan bila berhasil mendapat hak kelola atas Blok Rokan, Pertamina akan semaksimal mungkin mengelola blok migas raksasa itu. Utamanya terkait penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi. Dia mengatakan pengelolaan pun akan mengacu pada kaidah-kaidah manajemen resevoar. "Yang ujungnya [berpengaruh] kepada produksi," tutur Syamsu kepada CNBC Indonesia, Rabu (4/7/2018).
(gus/gus) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
Most Popular