
Nasib Blok Minyak Raksasa RI Ditentukan Juli Ini
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
07 June 2018 21:17

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan keputusan atas nasib pengelolaan blok minyak paling besar di RI, blok Rokan akan sesuai jadwal, yakni bulan Juli mendatang.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyebut saat ini masih mengevaluasi penawaran Chevron Indonesia selalu kontraktor eksisting. Dia menyebut belum ada kesepakatan terkait besaran split yang diajukan oleh Chevron.
"Kontraktor maunya gitu, usulan lebih besar dari pemerintah. Lagi dievaluasi. Awalnya kan cost recovery, sekarang jadi gross split, lagi dievaluasi SKK Migas. Dulu minta split lebih besar dari pemerintah," jelas Djoko di kantor Kementerian ESDM, Kamis (7/6/2018).
Djoko mengatakan Chevron sendiri mengaku dapat meningkatkan produksi minyak dengan teknologi enhanced oil recovery (EOR) hingga meningkatkan produksi dua kali lipat. Berarti, produksi dia perkirakan bisa mencapai 500.000 barel per hari.
Posisi Pertamina saat ini, yang juga berminat atas Blok Rokan masih sebatas berminat dan melakukan kajian atas data yang diterima. Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 23 Tahun 2018, tawaran ke Pertamina akan diajukan setelah negosiasi dengan Chevron rampung.
"Aturannya kan Chevron dulu. Setelah selesai baru ke Pertamina, misal Chevron bayar signature bonus US$ 1 miliar, berani tidak Pertamina US$ 1,2 miliar?'" ungkap Djoko.
Selain melihat penawaran pihak-pihak yang berminat, Djoko menegaskan penerapan teknologi akan menjadi indikator penting. Hal itu dilakukan guna memastikan jumlah produksi, serta memanfaatkan cadangan sebaik mungkin.
(gus) Next Article Transisi Rokan, Chevron Singgung Soal Investasi Pertamina
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyebut saat ini masih mengevaluasi penawaran Chevron Indonesia selalu kontraktor eksisting. Dia menyebut belum ada kesepakatan terkait besaran split yang diajukan oleh Chevron.
Djoko mengatakan Chevron sendiri mengaku dapat meningkatkan produksi minyak dengan teknologi enhanced oil recovery (EOR) hingga meningkatkan produksi dua kali lipat. Berarti, produksi dia perkirakan bisa mencapai 500.000 barel per hari.
Posisi Pertamina saat ini, yang juga berminat atas Blok Rokan masih sebatas berminat dan melakukan kajian atas data yang diterima. Sesuai Peraturan Menteri ESDM Nomor 23 Tahun 2018, tawaran ke Pertamina akan diajukan setelah negosiasi dengan Chevron rampung.
"Aturannya kan Chevron dulu. Setelah selesai baru ke Pertamina, misal Chevron bayar signature bonus US$ 1 miliar, berani tidak Pertamina US$ 1,2 miliar?'" ungkap Djoko.
Selain melihat penawaran pihak-pihak yang berminat, Djoko menegaskan penerapan teknologi akan menjadi indikator penting. Hal itu dilakukan guna memastikan jumlah produksi, serta memanfaatkan cadangan sebaik mungkin.
(gus) Next Article Transisi Rokan, Chevron Singgung Soal Investasi Pertamina
Most Popular