
PLN Kritis Pasokan Batu Bara!
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
19 April 2018 14:14

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasokan batu bara untuk menyalakan pembangkit-pembangkit listrik PT PLN (Persero) ternyata menurun drastis. Stok batu bara yang ada di setiap pembangkit jauh di bawah ambang batas minimal yang diperlukan.
"Stok batu bara itu normalnya 21 hari, minimal 15 hari untuk amannya. Saat ini stok yang ada di setiap pembangkit hanya 8 hari," ujar Direktur PLN Regional Jawa Bagian Tengah, Amir Rosyidin, saat berbincang di Ungaran, Semarang, Rabu (18/4/2018).
Amir menjelaskan seretnya pasokan batu bara ini mulai sejak 2017, ketika harga batu bara merangkak naik dan puncaknya menyentuh angka US$ 100 per ton di Desember 2017.
Kenaikan harga inilah, diperkirakan oleh Amir, membuat para produsen batu bara memilih untuk ekspor ketimbang pasok ke dalam negeri. Apalagi kini untuk batu bara pemenuhan domestik diberi batas atas harga hanya US$ 70 per ton.
Dampaknya, PLN terpaksa menyalakan pembangkit dengan batu bara dengan kualitas terbatas atau stok lama. "Jadi sudah agak mengeras, dan berpengaruh ke kinerja pembangkit," kata Amir.
Sebagai antisipasi, PLN berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengevaluasi kontrak-kontrak batu bara dan pemenuhan DMO oleh para produsen komoditas ini di dalam negeri.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan evaluasi akan segera dilakukan pemerintah untuk memastikan dan mengamankan pasokan batu bara ke PLN. "Mei ini akan saya lihat dan koreksi langsung, kalau ada perusahaan batu bara tak penuhi kontraknya akan saya koreksi izin produksi dia," kata Jonan.
Jonan memberi contoh, misalnya sebuah perusahaan produksinya 20 juta ton lalu memiliki kontrak 15 juta ton ke PLN, tapi berdasar aturan DMO kewajiban untuk pasok ke dalam negerinya hanya sebesar 25-30%. Lalu perusahaan ini jadinya hanya memasok batu bara sebesar 7 juta ton sesuai DMO, tidak sesuai kontrak. "Tengah tahun ini akan saya koreksi produksi dia. Produksinya bisa saya kurangi, ini kepentingan rakyat," tegasnya.
(gus/gus) Next Article DPR Nilai Harga Batu Bara US$ 70 untuk PLN Ideal
"Stok batu bara itu normalnya 21 hari, minimal 15 hari untuk amannya. Saat ini stok yang ada di setiap pembangkit hanya 8 hari," ujar Direktur PLN Regional Jawa Bagian Tengah, Amir Rosyidin, saat berbincang di Ungaran, Semarang, Rabu (18/4/2018).
Amir menjelaskan seretnya pasokan batu bara ini mulai sejak 2017, ketika harga batu bara merangkak naik dan puncaknya menyentuh angka US$ 100 per ton di Desember 2017.
Sebagai antisipasi, PLN berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengevaluasi kontrak-kontrak batu bara dan pemenuhan DMO oleh para produsen komoditas ini di dalam negeri.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan evaluasi akan segera dilakukan pemerintah untuk memastikan dan mengamankan pasokan batu bara ke PLN. "Mei ini akan saya lihat dan koreksi langsung, kalau ada perusahaan batu bara tak penuhi kontraknya akan saya koreksi izin produksi dia," kata Jonan.
Jonan memberi contoh, misalnya sebuah perusahaan produksinya 20 juta ton lalu memiliki kontrak 15 juta ton ke PLN, tapi berdasar aturan DMO kewajiban untuk pasok ke dalam negerinya hanya sebesar 25-30%. Lalu perusahaan ini jadinya hanya memasok batu bara sebesar 7 juta ton sesuai DMO, tidak sesuai kontrak. "Tengah tahun ini akan saya koreksi produksi dia. Produksinya bisa saya kurangi, ini kepentingan rakyat," tegasnya.
(gus/gus) Next Article DPR Nilai Harga Batu Bara US$ 70 untuk PLN Ideal
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular