
Produksi Batu Bara Turun 7% di Kuartal I 2018
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
13 April 2018 17:30

Jakarta, CNBC Indonesia- Produksi batu bara pada kuartal pertama tahun 2018 mencapai 69,33 juta ton, turun sebesar 7% dibanding kuartal serupa tahun lalu yang mencapai 74,73 juta ton.
Produksi tersebut dikontribusikan oleh Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bermodal asing (IUP Penanaman Modal Asing).
Target produksi batu bara sepanjang tahun ini adalah sebesar 425 juta ton. "Namun jumlah produksi itu memang belum total, IUP belum melaporkan," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, Jumat (13/4/2018).
Dia menambahkan, penurunan produksi pada kuartal pertama tahun ini utamanya disebabkan faktor cuaca, tepatnya intensitas hujan yang tinggi sehingga kegiatan penambangan terkendala.
Sementara itu, penyerapan untuk kebutuhan pembangkit listrik pada kuartal I 2018 mencapai 20,4 juta ton. Dari jumlah tersebut, alokasi batu bara PTBA mencapai 2,46 juta ton.
Adapun, alokasi oleh PKP2B pada periode sama mencapai 8,1 juta ton. Pengalokasian paling tinggi adalah oleh PT Kideco Jaya Agung yakni 1,9 juta ton dan disusul PT Adaro Indonesia sebesar 1,75 juta ton. Sementara itu, PT Arutmin Indonesia memasok 1,5 juta ton.
Dari total produksi, batu bara yang dialokasikan untuk ekspor mencapai 50,78 juta ton, menurun 10% dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar 55,73 juta ton.
(gus/gus) Next Article Produksi Batu Bara RI Lampaui Target 2019, kok Bisa?
Produksi tersebut dikontribusikan oleh Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dan Izin Usaha Pertambangan (IUP) bermodal asing (IUP Penanaman Modal Asing).
Dia menambahkan, penurunan produksi pada kuartal pertama tahun ini utamanya disebabkan faktor cuaca, tepatnya intensitas hujan yang tinggi sehingga kegiatan penambangan terkendala.
Sementara itu, penyerapan untuk kebutuhan pembangkit listrik pada kuartal I 2018 mencapai 20,4 juta ton. Dari jumlah tersebut, alokasi batu bara PTBA mencapai 2,46 juta ton.
Adapun, alokasi oleh PKP2B pada periode sama mencapai 8,1 juta ton. Pengalokasian paling tinggi adalah oleh PT Kideco Jaya Agung yakni 1,9 juta ton dan disusul PT Adaro Indonesia sebesar 1,75 juta ton. Sementara itu, PT Arutmin Indonesia memasok 1,5 juta ton.
Dari total produksi, batu bara yang dialokasikan untuk ekspor mencapai 50,78 juta ton, menurun 10% dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebesar 55,73 juta ton.
(gus/gus) Next Article Produksi Batu Bara RI Lampaui Target 2019, kok Bisa?
Most Popular