Internasional

Senator AS: User Agreement Facebook Tidak Berguna!

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 April 2018 11:57
Anggota Senat dari Partai Republik menyarankan Mark Zuckerberg menulis ulang kesepakatan pengguna (user agremeent) Facebook.
Foto: REUTERS/Aaron P. Bernstein
Jakarta, CNBC Indonesia - Senator Partai Republik dari Louisiana, John Kennedy, berdebat dengan CEO Facebook Mark Zuckerberg mengenai transparansi kebijakan perusahaan media sosial itu dalam dengar pendapat bersama komisi Peradilan Senat dan Perdagangan pada hari Selasa (10/4/2018).

"Berikut apa yang orang-orang coba untuk katakan kepada Anda hari ini - dan saya katakan dengan lembut - kesepakatan pengguna (user agreement) Anda tidak berguna. Tujuan dibuatnya kesepakatan pengguna adalah untuk menutupi apa yang ada di belakang Facebook, bukannya menginformasikan pengguna mengenai hak-haknya," ujar Kennedy.


Zuckerberg terlihat terkejut sesaat namun komentar itu tepat menusuk isu pokok skandal data Facebook: transparansi.

Beberapa kritikus berpendapat para pengguna Facebook tidak diberikan informasi yang baik mengenai bagaimana Facebook memakai data mereka. Kennedy yakin hal ini sebagian disebabkan oleh panjang dan membingungkannya kesepakatan pengguna tersebut. Bahkan kemudian Zuckerberg mengaku kebanyakan pengguna kemungkinan tidak membaca kesepakatan tersebut, dilansir dari CNBC International.

"Saya kira kebanyakan orang tidak membaca semua isi kesepakatan tersebut. Namun, semua pengguna diberikan kesempatan untuk membaca dan menyetujui kesepakatan itu," ujar Zuckerberg.

Namun, untuk berjaga-jaga bila Zuckerberg tidak memahami betul maksud dari perkataannya, Kennedy menambahkan dengan saran yang lebih berwarna.

"Saya sarankan Anda pulang ke rumah dan menulis ulang kesepakatan tersebut dan memberi tahu kepada pengacara anda yang dibayar US$1.200 [Rp 16,5 juta/jam] dan yang siap sedia 24 jam tersebut... bahwa anda ingin kesepakatan itu ditulis dalam Bahasa Inggris dan bukan Bahasa Swahili, jadi sebagian besar pengguna Amerika dapat memahaminya," ujarnya.

Facebook mulai banyak diselidiki setelah berita mengenai penyalahgunaan data 87 juta penggunanya oleh badan riset politik Inggris, Cambridge Analytica, diberitakan media.


Zuckerberg banyak mendapat kritik mengenai privasi penggunanya, sangkut paut pihak luar dengan situsnya, dan juga pemanfaatan terselubung dari aturan di media sosialnya.

Dalam dengar pendapat ini, ia hadir sebagai saksi dan pada hari Rabu ia dijadwalkan kembali dengar pendapat dengan Komite Energi dan Perdagangan DPR AS.
(prm) Next Article Skandal Data, Beberapa Perusahaan Tarik Iklan dari Facebook

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular