Bermasalah, Obligasi Jiwasraya Bisa Tak Dilirik Investor
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
06 February 2019 15:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Rini Soemarno, Rabu (30/1/2019), mengatakan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) akan menerbitkan obligasi dalam waktu dekat. Alasannya, supaya perusahaan asuransi yang tengah dililit gagal bayar itu bisa berinvestasi lebih banyak sehingga balance sheet turut menguat.
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai, penerbitan obligasi bukan hal yang tepat dilakukan dalam kondisi perusahaan terpuruk. Khawatirnya tidak ada investor yang minat membeli. Sementara, bila bunga dipatok tinggi maka akan berisiko bagi perusahaan.
"Yang penting dana segar untuk bayar polis jatuh tempo. Obligasi bahkan tidak layak sama sekali dalam keadaan terpuruk. Siapa yang akan beli? kalau dipaksakan dengan bunga tinggi berisiko juga," kata Irvan kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/2/2019).
Risiko tinggi yang dimaksud Irvan adalah imbal hasil obligasi. Untuk menarik minat investor membeli obligasi jangka panjang Jiwasraya maka bunga obligasi harus tinggi. Dengan kondisi sekarang dikhawatirkan perseroan tidak mampu membayarkan bunga obligasi terlalu tinggi.
Risiko lainnya, yaitu rating rendah sehingga berpotensi default. Di sisi lain, biaya emisi obligasi tidak murah. Irvan melanjutkan, bila dipaksa dibeli oleh BUMN maka mereka bisa terseret rugi investasi obligasi default.
"Bunga obligasi harus tinggi supaya laku di pasar. Risiko lain rating-nya rendah, berpotensi default, tidak dilirik investor," ujarnya.
Adapun masalah Jiwasraya saat ini meliputi likuiditas untuk jangka pendek dan masalah solvabilitas jangka panjang. Jiwasraya bisa saja melakukan revaluasi aset seperti yang dilakukan 2012 silam saat perseroan kekurangan aset.
Namun, hal itu belum mendesak dilakukan. Perseroan lebih butuh dana segar untuk membayar polis produk JS Saving Plan yang sudah jatuh tempo.
Program roll over bunga 7,5% dan likuiditas polis yang jatuh tempo ditunda dengan bunga efektif 5,49% mengindikasikan Jiwasraya telah berupaya.
"Ada pernyataan OJK atau Kementerian BUMN kalau semua polis jatuh tempo dibayar sampai akhir tahun ini akan sangat berat untuk Jiwasraya." tutupnya.
Saksikan video tentang prahara gagal bayar Jiwasraya di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Simak, Ini Pernyataan Lengkap Bos Jiwasraya soal Gagal Bayar
Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai, penerbitan obligasi bukan hal yang tepat dilakukan dalam kondisi perusahaan terpuruk. Khawatirnya tidak ada investor yang minat membeli. Sementara, bila bunga dipatok tinggi maka akan berisiko bagi perusahaan.
"Yang penting dana segar untuk bayar polis jatuh tempo. Obligasi bahkan tidak layak sama sekali dalam keadaan terpuruk. Siapa yang akan beli? kalau dipaksakan dengan bunga tinggi berisiko juga," kata Irvan kepada CNBC Indonesia, Rabu (6/2/2019).
"Bunga obligasi harus tinggi supaya laku di pasar. Risiko lain rating-nya rendah, berpotensi default, tidak dilirik investor," ujarnya.
Adapun masalah Jiwasraya saat ini meliputi likuiditas untuk jangka pendek dan masalah solvabilitas jangka panjang. Jiwasraya bisa saja melakukan revaluasi aset seperti yang dilakukan 2012 silam saat perseroan kekurangan aset.
Namun, hal itu belum mendesak dilakukan. Perseroan lebih butuh dana segar untuk membayar polis produk JS Saving Plan yang sudah jatuh tempo.
Program roll over bunga 7,5% dan likuiditas polis yang jatuh tempo ditunda dengan bunga efektif 5,49% mengindikasikan Jiwasraya telah berupaya.
"Ada pernyataan OJK atau Kementerian BUMN kalau semua polis jatuh tempo dibayar sampai akhir tahun ini akan sangat berat untuk Jiwasraya." tutupnya.
Saksikan video tentang prahara gagal bayar Jiwasraya di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/roy) Next Article Simak, Ini Pernyataan Lengkap Bos Jiwasraya soal Gagal Bayar
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular