
Dolar Eksportir Wajib Mudik Mulai Hari ini! Pasar RI Pesta?

Pelaku pasar bakal memantau beberapa sentimen, di mana salah satunya yakni pergerakan bursa saham Wall Street yang berhasil mengakhiri perdagangan Juli 2023 dengan torehan positif.
Ketiga indeks berhasil menorehkan kinerja yang cukup baik di Juli 2023, karena prospek membaiknya sentimen global, terutama prospek kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), meski The Fed mengisyaratkan masih akan bersikap hawkish, tergantung dengan data-data ekonomi AS ke depannya.
Investor semakin berharap tentang prospek skenario soft landing dalam beberapa pekan terakhir karena data ekonomi menunjukkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja dan inflasi yang menurun, serta pendapatan kuartal II-2023 yang lebih baik dari harapan pasar.
Sementara itu, investor akan berfokus kepada rilis data aktivitas manufaktur (PMI manufaktur) AS dan data tenaga kerja AS yang akan dirilis pada pekan ini.
Di hari ini, PMI manufaktur AS periode Juli 2023 versi S&P Global dan ISM akan dirilis pada hari ini. Keduanya diprediksi mengalami kenaikan.
Untuk versi S&P Global, diprediksi kembali menurun menjadi 49, dari sebelumnya di angka 46,3 pada Juni lalu. Sedangkan dari versi ISM, PMI manufaktur Negeri Paman Sam diprediksi hanya naik menjadi 46,8, dari sebelumnya pada Juni lalu di angka 46.
Meski ada potensi kenaikan, tetapi PMI manufaktur AS diprediksi masih berada di zona kontraksi, yang menandakan bahwa sektor manufaktur di AS masih lesu.
Selain data PMI manufaktur, AS juga akan merilis data tenaga kerja yakni data JOLTS Job Openings pada hari ini.
Menurut data dari Trading Economics,pasar lowongan kerja di AS diperkirakan akan ada penurunan ke 9,62 juta dibandingkan bulan sebelumnya di 9,82 juta.
Sementara dari Asia-Pasifik, terutama dari China, rilis data PMI manufaktur kembali berlanjut. Pada hari ini giliran dari versi swasta (Caixin).
Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur China versi Caixin cenderung sedikit turun menjadi 50,3, dari sebelumnya di angka 50,5 pada Juni lalu.
Sebelumnya kemarin, PMI manufaktur China versi resmi yakni NBS tercatat naik sedikit menjadi 49,3, dari sebelumnya di angka 49 pada Juni lalu. Meski mengalami kenaikan, tetapi PMI manufaktur NBS masih berada di zona kontraksi.
Jika PMI manufaktur versi Caixin naik sesuai prediksi, maka masih ada perbedaan antara data resmi (NBS) dengan data swasta (Caixin). Namun, perbedaan keduanya menandakan bahwa perekonomian China memang masih menentukan arah apakah sudah benar-benar pulih atau kembali lesu.
Sedangkan dari Jepang, Korea Selatan, dan Australia, beberapa data ekonomi dan agenda cukup penting akan dirilis pada hari ini, seperti data indeks keyakinan konsumen (IKK) Jepang, data neraca perdagangan Korea Selatan, dan keputusan suku bunga bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA).
Beralih ke dalam negeri, beberapa data ekonomi penting akan dirilis pada hari ini. Adapun data ekonomi tersebut yakni data inflasi dan data aktivitas manufaktur.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi periode Juli 2023 pada hari ini. Inflasi Indonesia diperkirakan akan meningkat tajam pada Juli tahun ini sesuai pola musiman dan kenaikan harga pangan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Juli 2023 akan menembus 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi bulanan pada Mei tercatat 0,14%.
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year-on-year/yoy) akan menembus 3,08% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,50%.
Secara tahunan, inflasi menembus 3,52% sementara inflasi inti tercatat 2,58% pada Juni.
Inflasi tahunan akan melandai pada bulan ini karena semakin berkurangnya dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September tahun lalu.
Secara bulanan, inflasi akan meningkat karena pola musiman yakni biaya pendidikan untuk musim ajaran baru. Kenaikan sejumlah harga pangan juga membuat inflasi Juli menanjak.
Selain data inflasi, data aktivitas manufaktur RI periode Juli 2023 juga akan dirilis pada hari ini. Data aktivitas manufaktur yang tercermin pada Purchasing Manager's Index (PMI) versi S&P Global diperkirakan akan sedikit naik menjadi 52,5, dari sebelumnya pada periode Juni lalu di angka 52.
Jika demikian, maka aktivitas manufaktur RI kembali ekspansif. PMI menggunakan angka 50 sebagai batasnya. Jika berada di bawah 50, menandakan sektor manufaktur sedang mengalami kontraksi. Sebaliknya, jika berada di atas 50, maka sektor manufaktur sedang berekspansi.
Adapun agenda dari dalam negeri pada hari ini yakni Food Agri Insight on Location yang akan digelar di Auditorium Kementerian Perdagangan pada pukul 10:00 WIB. Turut hadir Menteri Perdagangan, Ketua Umum GAPKI, Ketua Asosiasi Petani Kakao, Staf Khusus Menteri Perdagangan, perwakilan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia.
Berikutnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan mengadakan pertemuan dan menggelar press konferensi pada pukul 15:30 WIB di Menara Radius Prawiro, Lantai 25, Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta Pusat.
Acara KSSK ini menarik ditunggu karena akan memberikan gambaran bagaimana pemangku kebijakan fiskal dan moneter dalam menanggapi isu-isu ekonomi terkini terutama kenaikan suku bunga The Fed.
Menarik pula dinanti apakah akan ada kebijakan baru dari fiskal dan moneter. Dalam konferensi pers tersebut Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua OJK, serta LPS yang akan menyampaikan paparan.
(chd/chd)