polling CNBC Indonesia

Melawan Tradisi, Inflasi Juli Diramal Tinggi

mae, CNBC Indonesia
31 July 2023 14:17
Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang memotong cabai merah keritinh yang dijual di kawasan Pasar Pondok Gede, Jakarta, Rabu (29/6/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi Indonesia diperkirakan akan meningkat tajam pada Juli tahun ini sesuai pola musiman dan kenaikan harga pangan. 
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Juli pada Selasa (1/87/2023).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 institusi memperkirakan inflasi Juli 2023 akan menembus 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/mtm). Inflasi bulanan pada Juni tercatat 0,14%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year on year/yoy) akan menembus 3,08% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,50%.
Secara tahunan, inflasi menembus 3,52% sementara inflasi inti tercatat 2,58% pada Juni.
Inflasi tahunan akan melandai pada bulan ini karena semakin berkurangnya dampak kenaikan harga BBM pada September tahun lalu.

Secara bulanan, inflasi akan meningkat karena pola musiman yakni biaya pendidikan untuk musim ajaran baru. Kenaikan sejumlah harga pangan juga membuat inflasi Juli menanjak.
Kepala ekonom Bank Maybank Indonesia, Juniman, menjelaskan penyumbang terbesar inflasi bulanan pada Mei adalah bahan pangan.
Selain itu, kenaikan harga BBM non-subsidi pada Juni juga membuat inflasi melonjak.

Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jensi non subsidi per 1 Juli 2023 ini. Terdapat Setidaknya terdapat tiga jenis BBM yang mengalami kenaikan harga diantaranya yakni Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

Untuk BBM jenis Pertamax Turbo naik menjadi Rp 14.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 13.600 per liter.

Adapun juga untuk harga BBM jenis solar non subsidi seperti Dexlite mengalami kenaikan Rp 13.150 per liter dari yang sebelumnya Rp 12.650 per liter. Sementara itu, untuk jenis BBM Pertamina Dex naik Rp 13.550 per liter dari sebelumnya Rp 13.250 per liter.

"Komoditas yang menyumbang inflasi adalah biaya sekolah, telur, bawang putih, cabai merah, lada, beras, rokok, dan emas," tutur Juniman, kepada CNBC Indonesia.

Secara tradisi, inflasi biasanya melandai pada Juli dibandingkan Juni. Dalam lima tahun terakhir, inflasi Juli (mtm) mencapai 0,24%, lebih rendah dibandingkan pada Juli yang mencapai 0,35%.
Namun, adanya lonjakan bahan pangan pada Juni tahun ini membuat inflasi lebih tinggi dibandingkan Juni.

Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan kenaikan inflasi pangan disebabkan oleh melonjaknya harga beras, telur, bawang putih, cabai merah, dan cabai rawit.
Sebaliknya, beberapa komoditas pangan mengalami penurunan harga mulai dari daging ayam, daging sapi, dan minyak goreng.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) menunjukan bahan pokok yang mengalami lonjakan harga adalah cabai merah, beras, cabai rawit merah, daging ayam, dan telur ayam.

Telur ayam melonjak drastis dengan rata-rata mencapai Rp 38.300 per kg pada Juli, dari rata-rata pada Juni tercatat Rp 31. 470 38/kg.

Rata-rata harga beras naik menjadi Rp 13.540/kg pada Juli tahun ini, dari Rp 13.454/kg pada Juni. Rata-rata harga cabai rawit mencapai Rp 46.360/kg pada Juli, dari Rp Rp 45.293/kg pada Juni.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mae/mae)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation