Newsletter

The Fed Masih Galak, Ekonomi Dunia Bakal Penuh Huru-Hara

mae, CNBC Indonesia
15 June 2023 06:00
Infografis: Testimoni bos the fed lambungkan bursa wall street
Foto: Infografis/Testimoni bos the fed lambungkan bursa wall street/Aristra Rahadian Krisabella

Investor perlu mencermati sejumlah sentimen yang akan menggerakkan pasar hari ini, terutama dari luar negeri.
Keputusan The Fed akan menjadi penggerak utama pasar Keuangan Indonesia, baik IHSG, rupiah, ataupun pasar SBN.

Sesuai ekspektasi pasar, The Fed pada akhirnya memilih untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 5,0-5,25% pada rapat yang berakhir Kamis dini hari waktu Indonesia.
Namun, harapan pasar untuk melihat peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat harus dikubur dalam-dalam.
Siklus suku bunga tinggi juga diproyeksi belum akan berakhir.
The Fed bahkan mengisyaratkan untuk tetap menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini.

Keputusan The Fed tidak hanya mengecewakan pasar tetapi juga bisa berdampak kepada banyak hal.
Dengan belum berakhirnya siklus kenaikan suku bunga maka pasar global masih harus berhadapan dengan tingginya ketidakpastian.

Pelaku pasar keuangan global mesti berhadapan dengan volatilitas setiap kali data AS keluar serta menjelang rapat FOMC.
Keputusan The Fed dikhawatirkan bisa membuat bank sentral lain, termasuk Bank Indonesia (BI) untuk berbalik arah kembali ke hawkish.

Dengan perkembangan terbaru, BI juga sepertinya akan sulit untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat meskipun inflasi domestik melandai.
Artinya, bunga pinjaman bank akan sulit turun sehingga ongkos pinjaman akan tetap tinggi dan membuat perusahaan sulit melakukan ekspansi.

Permintaan kredit  investasi dan modal kerja Tanah Air juga bisa berimbas karena masih tingginya suku bunga ke depan. Sementara itu, kredit konsumsi bisa tertahan.
Kondisi ini akan  berdampak kepada emiten perbankan, properti, penyalur pembiayaan, hingga consumer goods.


Keputusan The Fed untuk tetap hawkish juga bisa membawa perekonomian AS ke jurang resesi. AS merupakan motor utama penggerak ekonomi dunia sehingga melambatnya ekonomi Paman Sam akan berdampak besar terhadap permintaan global dan perekonomian dunia, tak terkecuali Indonesia.

Bagi Indonesia, AS merupakan pasar ekspor terbesar kedua setelah China. AS juga menjadi salah satu investor asing terbesar di Indonesia.
Keputusan The Fed juga bisa membuat arus modal asing kembali pergi dari pasar keuangan domestik. Kondisi ini bisa menekan rupiah serta membuat imbal hasil SBN kembali naik.

Besarnya dampak besar The Fed inilah yang mesti diwaspadai pasar hari ini.
"Keputusan The Fed ini menunjukkan adanya perbedaan pendapat di antara anggota Komite. Keinginan semua orang memang tercapai tapi tidak memberi kepuasan. The Fed memberi keputusan dovish soal suku bunga tetapi stance dan pernyataannya sangat hawkish," tutur ekonom
Larry Meyer, dikutip dari Reuters.


Selain kebijakan The Fed, pelaku pasar juga perlu mencermati sejumlah data penting yang akan dirilis hari ini dari luar negeri.

Di antaranya adalah data produksi industri, penjualan ritel, angka pengangguran, dan indeks harga rumah China. Bank sentral Eropa (ECB) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga nanti malam.
* AS akan merilis data penjualan ritel untuk Mei serta data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 10 Juni.

Data penjualan ritel dan data lainnya dari China menjadi penting karena akan memberi gambaran sejauh apa perlambatan ekonomi Tiongkok saat ini.
China adalah mitra dagang terbesar Indonesia sehingga perkembangan di sana akan berdampak besar kepada ekonomi Tanah Air.

Sementara itu, ECB diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga.
Eropa yang sudah terkena resesi secara teknikal seharusnya menjadi pertimbangan ECB untuk menghentikan sikap hawkish-nya.
ekonomi Uni Eropa memasuki resesi pada kuartal I-2023 setelah ekonomi mereka pada kuartal I-2023 terkontraksi 0,1% (quarter-to-quarter/qtq).

Namun, karena inflasi Eropa dinilai masih tinggi, maka pasar masih memperkirakan ECB masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan yang dilaksanakan pekan depan.
Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan ECB akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4% pada pertemuan pekan depan.

Sebagai catatan, ECB telah mengerek suku bunga sebesar 425 bp menjadi 3,75%. Secara tahunan (year-on-year/yoy), pertumbuhan ekonomi 1% pada kuartal I-2023, terendah dalam delapan kuartal terakhir.
Sebelumnya, inflasi Eropa pada Mei 2023 turun ke level 6,1% (yoy), lebih rendah dari inflasi April lalu yang sebesar 7% (yoy).

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular